Comilla (ANTARA News) - Diperkirakan sedikitnya 50 orang tewas dalam kebakaran bus yang mengangkut pekerja migran di Bangladesh, Sabtu. Bus bermuatan penumpang yang mudik Idul Adha ke Chittagong, kota terbesar kedua di Bangladesh, silinder bensinnya meledak lalu api menjalar hingga menghanguskan kendaraan itu di sekitar kota Comilla. "Api memercik dan menjalar ke seluruh bagian bus. Kami pikir enam orang berhasil keluar sedangkan lainnya terbakar hingga tewas," kata inspektur polisi Mohammed Kamal Uddin. Seorang yang selamat, Jyotsna Akhter (19), seorang pekerja garmen, dalam hitungan detik berhasil menyelamatkan diri sedangkan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuannya tewas. "Terdengar ledakan keras, setelah itu saya lihat api di bus," kata dia sambil menangis. "Begitu terbakar, bus berhenti lalu seketika saja api sudah di mana-mana. Saya duduk di depan pintu, jadi saya tinggal melompat keluar dari kursi," katanya. Uddin mengatakan kecelakaan itu terjadi saat lalu lintas padat. Polisi masih berada di lokasi untuk mengevakuasi mayat para korban. "Mayat-mayat itu terbakar sampai tidak bisa dikenali. Sudah ada kerumunan besar dan situasi sangat tegang," kata seorang saksimata kepada AFP. Abdul Rashid, asisten direktur pemadam kebakaran Comilla, mengatakan perlu beberapa hari untuk memastikan berapa banyak korban tewas dalam kecelakaan itu. "Karena keadaannya sangat parah, mengumpulkan mayat merupakan proses yang sangat sulit dan butuh waktu. Sepertinya seluruh badan bus terbakar habis dalam beberapa menit sehingga korban tidak sempat menyelamatkan diri," katanya. "Hingga saat ini sudah sekitar 20 mayat yang dikeluarkan. Korban selamat dengan luka bakar telah dirawat di rumah sakit setempat," kata superintenden polisi Mohammad Shahed. Dia mengutip keterangan para korban selamat bahwa bus itu ngebut saat terjadi kecelakaan. Bus tersebut juga diduga menabrak riksaw bermotor. Belum diketahui apakah sopir selamat. Kecelakaan bus merupakan hal biasa di Bangladesh khususnya saat hari besar keagamaan, di mana jutaan orang mudik ke kampung halaman untuk merayakan bersama keluarga. Bus seringkali dijejali penumpang hingga melebihi daya angkut, sedangkan para sopir mengeluh mereka selalu berada dalam tekanan untuk secepat mungkin sampai di tujuan.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007