Jakarta (ANTARA News) - Pengamat perminyakan Kurtubi memperkirakan harga minyak dunia sepanjang tahun 2007 akan berada pada kisaran 60-70 dolar AS per barel.
"Yang paling menentukan adalah adanya peningkatan permintaan minyak dunia saat ini sekitar 1,7 juta barel per hari tanpa dibarengi dengan pasokan yang memadai," katanya dalam Outlook Harga Minyak Dunia 2007, di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, peningkatan permintaan minyak itu terutama akan datang dari China dan India karena tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kedua negara itu, sehingga total konsumsi minyak dunia akan meningkat menjadi sekitar 87,2 juta barel per hari dari 85,5 juta barel per hari.
Menurut Kurtubi, peningkatan permintaan itu tidak diimbangi dengan pasokan minyak dari negara-negara non OPEC (Organisasi Negara Pengekspor Minyak) yang menjadi acuan pasar.
"Pertumbuhan permintaan minyak dunia sekitar 1,7 juta barel per hari itu tidak sepadan dengan tambahan produksi dari negara-negara non OPEC yang hanya sekitar 900 ribu - satu juta barel per hari. Artinya selisihnya harus dipenuhi oleh OPEC," katanya.
Akibatnya, kata Kurtubi, harga minyak dunia masih akan tinggi karena sisanya masih harus disuplai oleh negara-negara OPEC.
Ia mengatakan, karena OPEC adalah sebuah organisasi yang besar dan memiliki kekuatan untuk menentukan berapa tingkat harga minyak dunia, maka mereka tidak ingin harga emas hitam itu berada di bawah batas bawah yang diterima oleh OPEC yakni 50 dolar AS per barel.
"Jadi harga minyak dunia tidak akan pernah dibiarkan oleh OPEC berada di bawah 50 dolar AS per barel," kata Direktur Eksekutif dan Ketua dari Center for Petroleum & Energy Economic Studies itu.
Selain itu, Kurtubi menambahkan, harga minyak dunia akan melonjak hingga lebih dari 70 dolar AS per barel bila Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menerapkan sanksi secara kaku kepada Iran akibat kebijakan program pengembangan tenaga nuklir Iran.
Menurutnya, Iran bisa saja membalas sanksi PBB itu dengan melakukan penyetopan produksi minyaknya yang sampai saat ini mencapai 3,5 juta - empat juta barel per hari.
"Kalau jumlah sebesar itu sampai hilang dari pasar, maka akan menimbulkan kegoncangan harga minyak dunia. Saya perkirakan harga minyak dunia bisa mencapai 80 dolar AS per barel setelah satu bulan Iran menyetop produksinya," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007