"Saya pernah merasakan sendiri kehilangan laptop dan sepatu saat naik kereta," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meninjau kesiapan Stasiun Kroya dalam menghadapi arus mudik dan arus balik Lebaran di Banyumas, Kamis.
Menurut Ganjar, faktor keamanan menjadi salah satu hal yang dikeluhkan masyarakat ketika menggunakan moda transportasi umum berupa kereta api.
"Oleh karena itu, PT KAI perlu memperhatikan keamanan karena ini berkaitan erat dengan kenyamanan dalam perjalanan," ujarnya.
Vice President PT KAI Daerah Operasi 5 Purwokerto Safrudiansyah saat berbincang dengan Ganjar mengungkapkan bahwa pihaknya mewaspadai aksi pelemparan kereta api dan sabotase di atas rel yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Menurut dia, untuk mengantisipasi aksi pelemparan maka kaca jendela kereta api dipasang kaca yang berbahan akrilik dan kemudian dilapisi kaca film sehingga ketika terkena lemparan batu, kaca tidak langsung pecah tapi hanya retak agar tidak melukai penumpang.
"Untuk mengantisipasi sabotase di atas rel, kami menugaskan pengawas rel yang setiap hari berjalan kaki sepanjang 8 kilometer dengan jadwal acak," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Ganjar mengusulkan dilakukan pendekatan yang dilakukan perangkat desa terhadap warga yang tinggal di titik-titik yang sering terjadi aksi pelemparan kereta api.
"Pendekatan bisa dilakukan dengan bantuan camat dan kepala desa setempat bersama dengan PT KAI dan kepolisian setempat," ujarnya.
Pewarta: Wisnu Adhi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015