Fakta e-book di USA, pada 2008, Amazone meluncurkan Kindle. Dan pada 2017, diperkirakan volume penjualan e-book akan melebihi penjualan buku cetak dan buku audio."

Jakarta (ANTARA News) - Managing Director dari LIVI, Stanley Octavian berharap kehadiran aplikasi pembaca buku elektronik LIVI bisa meningkatkan minat masyarakat untuk membaca e-book.

"Kami komitmen ingin menjadikan membaca e-book agar menjadi kebiasaan mainstream di Indonesia," kata Stanley di Jakarta, Rabu.

Dikatakannya, minat baca di Indonesia masih rendah. Meski demikian, dalam survei menyatakan bahwa waktu yang dihabiskan masyarakat Indonesia di layar smartphone dan tablet masuk dalam tiga besar dunia.

Melihat hal tersebut, pihaknya menilai ada peluang untuk mengembangkan pasar e-book di Indonesia.

"Ada data menarik bahwa Indonesia itu masuk Top 3 dalam konsumsi screen smartphone dan tablet. Dan memang kehadiran media sosial nggak bisa menggantikan peranan buku dalam memberikan pengetahuan secara utuh," katanya.

Selain ingin meningkatkan budaya membaca masyarakat Indonesia, pihaknya juga berupaya mempermudah penulis buku dan perusahaan penerbitan di Indonesia melalui aplikasi LIVI.

Menurutnya, saat ini LIVI telah memiliki koleksi buku berkonten lokal maupun internasional dari para penerbit ternama, baik yang bisa diunduh secara gratis maupun berbayar dengan jumlah mencapai satu juta koleksi.

Pihaknya mengatakan aplikasi LIVI tersebut telah tersedia di Google Play Store yang bisa diunduh secara gratis.

Stanley pun optimistis dengan masa depan LIVI. Hal tersebut berdasarkan tren kepopuleran e-book di Amerika yang diperkirakan akan mengungguli buku cetak dan audio di masa depan.

"Fakta e-book di USA, pada 2008, Amazone meluncurkan Kindle. Dan pada 2017, diperkirakan volume penjualan e-book akan melebihi penjualan buku cetak dan buku audio," ujarnya.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015