Oleh Rahma Saiyed Jakarta (ANTARA News) - Janji Dina Oktarina (19), salah seorang pramugari pesawat Adam Air yang hingga kini belum diketahui nasibnya bersama 102 penumpang dan awaknya, membeli rumah menjadi kenangan yang sangat kuat bagi keluarganya. Dina, anak sulung dari tiga bersaudara, pernah berjanji akan membelikan orang tuanya sebuah rumah agar anggota keluarga mereka tidak lagi menghuni rumah kontrakan. Bagi Dina, hidup dengan mengontrak rumah yang dijalani keluarganya saat ini sangat merepotkan, karena sering memaksa mereka berpindah-pindah bila sang pemilik rumah tak lagi mengijinkan mereka mengontrak. Dina terbilang masih baru bekerja di perusahaan penerbangan bertarif murah itu, yakni baru sekitar sembilan bulan. Tapi, dia telah berencana membelikan orang tuanya sebuah rumah dari pendapatan yang disisihkannya selama ini. Anak pertama dari pasangan Rusmala Dewi (44) dan Sidik (46) itu menjadi tulang punggung bagi kedua orang tuanya. Sidik, ayah Diana, tidak memiliki pekerjaan lagi setelah usaha yang dirintisnya selama beberapa tahun mandek. Tapi setelah hilangnya pesawat Adam Air Senin, 1 Januari 2007, yang hingga saat ini belum jelas keberadaanya, janji itu tinggal menjadikenangan. Janji tersebut seolah telah terbang bersama Diana tanpa arah dan tujuan yang jelas sampai saat ini. Namun, kedua orang tuanya mengaku telah ikhlas menerima apapun hasil pencarian tim SAR, mengenai nasib anaknya yang tercinta itu. Rusmala menuturkan, Dina sempat mengutarakan keengganannya untuk terbang bersama Adam Air pada rute Surabaya - Manado, tetapi anak sulung mereka itu terpaksa melaksanakannya karena takut dipecat. "Sehari sebelum terbang, yakni Minggu, 31 Desember 2007, dia bilang perasaanya tidak enak dan beberapa bagian anggota tubuhnya terasa pegal mengingat dia baru saja melakukan penerbangan seminggu sebelumnya," tutur Rosmala. Rosmala pun merasakan kegundahan hatinya yang sulit terkatakan saat melihat miniatur pesawat Adam Air milik Diana yang terletak di atas televisi tiba-tiba terjatuh. "Saya tidak menyangka bila jatuhnya benda itu merupakan pertanda buruk bagi nasib anak saya," ujar Rosmala dengan nada sedih. Kini, dia tidak tahu harus berbuat apa lagi setelah nasib anaknya belum jelas sampai saat ini. Dia juga belum mengetahui soal kesejahteraan anak-anaknya yang lain yakni Indri Rukmana (12) serta Weni Sidik (17) yang menjadi tanggungan Diana selama ini. Sementara itu, Sidik, ayah Diana, terlihat duduk terdiam di atas tempat tidurnya pada sebuah hotel tempat mereka diinapkan oleh manejemen Adam Air di Makassar. Tatapan matanya tidak pernah lepas ke arah lantai, seolah-olah dia sedang memikirkan sesuatu. "Dia sekarang bingung, tidak tahu harus berbuat apa," ujar Rosmala yang mengaku menyimpan firasat yang tidak enak mengenai nasib anaknya. Firasat itu menyebutkan bahwa anaknya kini telah tiada. "Waktu selesai salat subuh, saya duduk-duduk di depan lobby hotel. Entah sadar atau tidak, saya melihat Diana datang mendekat dengan pakaian putih," tuturnya dengan isak tangis sedih dan mengaku pasrah kepada Allah SWT tentang apapun nasib anaknya. Do`a bersama Puluhan keluarga korban pesawat Adam Air berasal dari berbagai daerah seperti Manado, Surabaya, dan Jakarta, hingga kini masih tetap bertahan di Makassar dengan perasaan gundah karena mereka tak kunjung mendapat kepastian mengenai nasib orang-orang yang mereka cintai. Namun dalam suasana bathin yang sedih dan ketidakpastian itu, mereka mencoba mendekatkan diri kepada Tuhan yang maha kuasa dengan melakukan do`a bersama. Sudah tiga hari ini, puluhan keluarga korban pesawat Adam Air yang hilang di wilayah Sulawesi, dari kalangan Kristiani, menggelar kebaktian bersama untuk berdo`a dan memuji Tuhan sembari memohon agar pesawat nahas yang hingga kini belum diketahui keberadaannya itu segera ditemukan oleh tim SAR. Pesawat Boeing 737-400 Adam Air yang ditumpangi 102 penumpang beserta awaknya itu dinyatakan hilang sejak Senin (1/1) dan proses pencarian telah berlangsung selama empat hari. Para keluarga korban berdoa agar Tuhan menolong tim SAR yang sedang giat melakukan pencarian sehingga para korban segera ditemukan dalam keadaan selamat. "Setiap manusia menginginkan keselamatan dan kita berharap agar pesawat dan seluruh penumpangnya bisa ditemukan segera," kata Yulius yang mengaku saudaranya bernama Hari Sudaryono (41) termasuk salah satu penumpang pesawat nahas itu. Kebaktian bersama yang diselingi dengan nyanyian lagu-lagu rohani ini akan terus dilakukan hingga pesawat Adam Air beserta seluruh penumpangnya ditemukan baik dalam keadaan selamat maupun sudah tidak bernyawa lagi. Hingga saat ini, ujar Yulius yang memimpin ibadah itu, seluruh keluarga para korban masih diliputi ketidakpastian mengenai kabar para kerabat mereka yang berada dalam pesawat tersebut. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang mengaku kesal dan kecewa terhadap info-info yang berkembang saat ini mengenai kondisi pesawat dan nasib para penumpangnya seperti yang diberitakan sejumlah media massa. Saat pesawat tersebut dilaporkan telah ditemukan di Desa Rangoan, Kecamatan Matangnga, Polewali Mandar, Sulawesi Barat pada Selasa (2/1), dirinya bersama anggota keluarga lainnya seolah ?kesetanan? dan bergegas menuju bandara terdekat untuk mendapat tiket pesawat agar bisa segera terbang ke Makassar. "Kami tidak membawa persiapan apa-apa, cuma baju yang melekat di badan," katanya seraya menyesalkan saat tiba-tiba diumumkan kembali bahwa berita penemuan itu tidak benar.(*)
Oleh
Copyright © ANTARA 2007