Manado (ANTARA News) - Sebanyak 35 keluarga dari korban hilangnya pesawat Adam Air asal Sulawesi Utara (Sulut), masih terus bertahan di Bandara Hasanudin, Makasar Sulawesi Selatan (Sulsel), guna menunggu perkembangan pencarian pesawat naas itu. "Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut akan terus memfasilitasi keluarga korban, baik dari kondisi kesehatan sampai pada biaya kehidupan hari-hari," ujar Kepala Badan Kesatuan Bangsa (Kesbang) Propinsi Sulut, JJ MOngkaren, di Manado, Sabtu. Sementara itu sebanyak 19 keluarga korban telah kembali ke Manado, karena sampai saat ini perkembangan penemuan pesawat dengan nomor penerbangan KI 574, belum ditemukan oleh Tim SAR, TNI dan Polri. "Umumnya warga Sulut di Makasar kondisi kesehatannya mulai stres akibat hilangnya keluarga korban sejak Senin (1/1) lalu," ujar Mongkaren, juga Sekretaris Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) Sulut. Selama sepekan berada di Makasar, ada empat orang keluarga korban sempat dilarikan ke rumah sakit setempat, namun kondisinya kembali membaik dan bisa bertahan kembali di Bandara Hasanudin. Pemprop Sulut berharap 35 keluarga korban masih di Makasar segera kembali ke Manado, sekaligus menunggu perkembangan pencarian pesawat tersebut di daerah itu. "Semua fasilitas penginapan dan sebagainya tanggungjawab manajemen Adam Air," ungkap Mongkaren. Sementara pihak Pemprop Sulut tidak akan memaksakkan mereka harus kembali secepat mungkin ke Manado, namun hanya berharap kembali ke daerah asal adalah pilihan baik. Pesawat Adam Air jenis Boeing 737 seri 400 bernomor penerbangan KI 574 pada hari Senin (1/1) pukul 15.07 wita, hilang kontak dengan pengatur lalulintas Makassar saat terbang dari Bandara Juanda Surabaya ke Bandara Sam Ratulangi Manado.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007