Banda Aceh (ANTARA News) - Sebagian nelayan di wilayah pantai barat selatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) mulai dihantui rasa cemas melaut akibat keadaan cuaca dalam sepekan terakhir ini yang kurang menguntungkan bagi pelayaran "Selain keadaan cuaca kurang baik juga dampak dari kecelakaan laut tenggelamnya KMP Senopati Nusantara yang menewaskan ratusan penumpang," kata salah seorang nelayan Aceh Jaya, Jamaluddin kepada ANTARA News di Banda Aceh, Sabtu. Dalam sepekan terakhir, para nelayan yang turun melaut telah berkurang dari keadaan sebelumnya karena pengaruh cuaca yang kurang menguntungkan, namun tinggi gelombang yang terjadi selama ini dinilai masih dalam batas normal. "Walaupun tinggi gelombang termasuk masih dalam batas normal, namun banyak para nelayan yang memilih cuti sementara karena alasan cuaca," katanya. Para nelayan yang memilih "cuti" sementara, mereka mulai beralih profesi menjadi pekerja bangunan terhadap proyek rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh serta menggarap lahan pertanian, khususnya menanam padi disawah. Sama halnya dengan nelayan Mahyuddin, asal Desa Lamno, Kabupaten Aceh Jaya yang juga menyatakan rasa takut turun ke laut karena pengaruh berbagai peristiwa kecelakaan laut yang terjadi diwilayah Indonesia timur. Kecelakaan laut KMP Senopati yang mengangkut lebih 500 penumpang berlayar dari Kumai, Kalimantan Tengah, menuju Semarang dan tenggelam perairan Mandalika, Jepara, 30 Desember 2006, telah menurunkan minat nelayan Aceh untuk melaut. "Kami terbayang anak dan isteri ketika melihat regu penolong mengevakuasi jenazah korban yang ditayangkan televisi," katanya. Pemantauan di Tempat pendaratan Ikan (TPI) Lampulo, banda Aceh terlihat aktivitas para nelayan di daerah itu masih berjalan normal, namun keadaan cuaca dalam beberapa hari terakhir berbeda dengan sebelumnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007