Denpasar (ANTARA News) - Hormon dalam tubuh manusia mulai menurun setelah menginjak usia 30 tahun, namun hal itu sering kali tidak disadari lantaran merasa tetap sehat, kata Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, di Denpasar, Sabtu. "Setelah usia 40 tahun hal itu baru akan terasa, bahkan kondisinya sudah sangat parah dan sering sakit-sakitan," ujar Ketua Pusat Studi Kedokteran Anti-Penuaan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (FK Unud) itu. Oleh karena itu, katanya, sebaiknya manusia setelah menginjak usia 30 tahun mulai memperhatikan pola hidup dengan menekankan pada tingkat kesehatan yang prima.Ia yakin dengan memperhatikan dan menjaga tingkat kesehatan sejak dini akan mampu meningkatkan umur harapan hidup. Umur harapan hidup di Indonesia rata-rata kini baru 65 tahun, jauh di bawah rata-rata yang dicapai orang Jepang maupun orang Amerika Serikat (AS) yang telah mencapai 80 tahun."Jika masyarakat Indonesia memperhatikan kesehatannya sejak dini sesuai pola hidupnya, sangat berpeluang menjadi kenyataan masyarakat Indonesia baru yang usianya lebih panjang, namun tetap sehat dan produktif," kata Wimpie.Selain menjaga dan memperhatikan kesehatan diri, ia menyatakan, seseorang juga perlu pengobatan hormon dan mengkonsumsi vitamin dalam jumlah yang memadai sesuai kebutuhan tubuh, selain olahraga dan istirahat yang cukup.Selain itu, ia menegaskan, seseorang di atas usia 30 tahun tidak mengonsumsi makanan yang mengandung racun, sehingga semua itu akan mampu menghambat proses penuaan seseorang, sekaligus meningkatkan umur harapan hidup.Wimpie menambahkan, Pusat Studi Kedokteran Anti-Penuaan FK Unud yang baru dirintis, dan satu-satunya di tanah air itu secara tidak langsung akan mendukung upaya meningkatkan umur rata-rata harapan hidup di Indonesia.Dalam pengembangannya, menuut dia FK Unud telah mendapat dukungan empat tenaga ahli yang bertindak sebagai konseptor, antara lain Direktur Akademi Pengobatan Anti-Penuaan di Amerika (American Academy of Anti-Aging Medicine/A4M) Robert Goldman, MD, DO, PhD, FAASP, ABAAM.Selain itu, katanya, ada juga tenaga ahli dari Jerman dan Australia, selain sembilan guru besar FK Unud yang siap mengembangkan pusat studi kedokteran anti-penuaan."Pusat studi tersebut akan mulai menerima mahasiswa baru bagi program strata dua (S-2) bulan September mendatang dengan kapasitas maksimal 20 orang," demikian Wimpie Pangkahila. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007