Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengatakan masalah Surat Keputusan (SK) pembekuan terhadap PSSI baru akan dibahas setelah FIFA menggelar kongres pada Desember mendatang.

"Tentu kami akan berkomunikasi secara terus-menerus dengan pihak-pihak terkait terutama FIFA agar sanksi ini segera bisa dipertimbangkan tetapi kami juga ingin menunggu bagaimana FIFA menyelesaikan persoalan rumah tangganya sendiri terlebih dahulu karena kemungkinan FIFA akan kongres pada Desember," kata Menpora di Jakarta, Selasa.

Nahrawi mengatakan itu setelah pertemuan tertutup dengan mantan Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 Djohar Arifin Husin untuk membahas masalah persepakbolaan nasional di Kantor Kemenpora.

Sebelum FIFA melakukan kongres, kata Menpora, pihaknya saat ini fokus terlebih dahulu untuk menyiapkan turnamen atau kompetisi agar bisa berjalan secepat mungkin.

"Kami juga sedang mencari solusi-solusinya agar turnamen bisa berjalan dengan baik seperti yang sudah direncanakan oleh Tim Transisi," kata mantan Sekjen PKB itu.

Sebelumnya, mantan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin berharap kompetisi di Indonesia segera digulirkan kembali untuk menyelamatkan aset sepak bola nasional.

"Jadi, kegiatan tidak boleh berhenti sama sekali seperti pembinaan usia muda, kursus pelatih, dan kompetisi itu harus tetap dijalankan," kata Djohar seusai melakukan pertemuan tertutup dengan Menpora Imam Nahrawi .

Menurut Djohar, apabila sampai saat ini tidak ada kompetisi yang bisa dijalankan akibat sanksi dari FIFA, maka bisa diselenggarakan turnamen-turnamen untuk menyelamatkan pemain dan klub-klub.

"Karena ini menyangkut ribuan orang yang hidupnya bergantung dari sepak bola, misalnya pemain, pelatih, wasit maupun pendukung sepak bola," Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 itu.

Ia juga berharap turnamen-turnamen yang akan diselenggarakan Kemenpora dapat digulirkan secepatnya.

"Mudah-mudahan ini bisa terwujud, tentunya harus ada sponsor sehingga pemain dan klub yang akan ikut turnamen tersebut bisa terjamin," katanya.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015