Pariaman, Sumbar (ANTARA News) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pariaman, Sumatera Barat, Yanrileza mengatakan bahwa perairan laut daerah itu tidak cocok untuk budidaya rumput laut.
"Berdasarkan hasil survei tim dari pusat perairan laut Pariaman belum bisa untuk membudidayakan rumput laut," kata Yanrileza didampingi Kabid Perikanan Tangkap, Azwan, di Pariaman, Selasa.
Ia menyebutkan dulu Pemkot Pariaman pernah mengusulkan ke pemerintah pusat untuk membantu membudidayakan rumput laut di perairan Kota Pariaman, namun berdasarkan hasil survei Balai Besar Pengembangan Ikan (BBPI) perairan di situ belum bisa untuk budidaya rumput laut.
Kondisi geografis suatu wilayah perairan laut sangat mempengaruhi budidaya dan ekosistem yang ada, termasuk rumput laut.
Hasil survei ternyata geografis perairan laut Pariaman bergelombang tinggi, juga tidak memiliki teluk serta tergantung kepada kedalaman laut.
Ia menyampaikan perairan yang bisa ditanami rumput laut harus memiliki geografis yang potensial, seperti gelombang laut, memiliki teluk dan kedalaman laut merupakan syarat penting yang harus dipenuhi untuk membudidayakan rumput laut.
Menurut BBPI pusat perairan laut Pesisir Selatan merupakan daerah yang cocok untuk membudidayakan rumput laut. Seperti taman laut Mandeh sangat bagus untuk ditanami rumput laut, karena memiliki geografis yang potensial.
Sementara itu, Kabid Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pariaman, Azwan menyebutkan survei yang dilakukan pada 2011 untuk melihat dan memastikan apakah daerah tersebut bisa untuk membudidayakan rumput laut.
"Namun pengajuan budidaya rumput laut pada 2011 tidak berhasil karena untuk membudidayakannya memerlukan dana yang besar," kata dia.
Selain itu rekomendasi dari pusat menyatakan bahwa perairan Pariaman belum bisa untuk melakukan budidaya rumput laut.
"Dulu kita juga melakukan survei ke perairan di sekitar Pulau Angso Duo, namun tidak memungkinkan. Saat ini kita mencoba beralih ke usaha keramba jaring apung," jelasnya.
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015