Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri) mengukuhkan pengurus baru periode 2015-2018, yang dipimpin ketua umum Rudi Halim dan disaksikan Dirjen Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah.
"Saya ucapkan selamat dan terimakasih telah bersedia menjadi pengurus Amkri untuk bekerja sama dalam mengembangkan industri mebel dan kerajinan Indonesia," ujar Ketua Umum Amkri Rudi Halim saat pengukuhan di Jakarta, Selasa.
Dalam sambutannya, Rudi mengatakan bahwa Amkri masih merisaukan pencapaian industri mebel dan kerajinan nasional, yang masih jauh ketinggalaan bila dibandingkan dengan negara tetangga Vietnam dan Tiongkok.
"Kami yakin bahwa hal tersebut tidak perlu terjadi dan bahkan dengan segala potensi yang ada di negara kita, tentunya kalaupun tidak dapat melampaui pencapaian mereka, setidaknya bisa menyamainya," ujar Rudi.
Di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang masih belum baik, Rudi meminta agar pengurus baru Amkri memperjuangkan kepentingan anggota dalam menjalankan usahanya.
"Untuk itu, tidak ada kata lain kecuali kita harus bekerja sama saling asih asuh dalam membawa asosiasi dan industri ini kedepan yang lebih baik," ujar Rudi.
Sementara itu, Euis Saedah meminta Amkri agar berpartisipasi mendorong peningkatan daya saing industri melalui beberapa program hilirisasi sebagaimana diamanatkan pada Undang-undang No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.
"Untuk mendukungnya, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pelarangan ekspor bahan kayu dan rotan yang diatur dalam Permendag No. 44 Tahun 2012 tentang Barang Larang Ekspor dan Permendag No. 35 Tahun 2011 tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan Produk Rotan," ujar Euis.
Sehingga, secara total pada 2013, nilai ekspor furnitur kayu dan rotan nasional mencapai 1,8 miliar dollar AS dan meningkat menjadi 2,2 miliar dollar AS.
Euis mengatakan, diprediksi rotan olahan dalam lima tahun ke depan mencapai 5 miliar dollar AS.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015