Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah selebritis dan aktivis pecinta satwa Indonesia ikut menentang "Yulin Dog Meat Eating Festival" yang diselenggarakan di Provinsi Guangxi, Tiongkok.
"Kita harus hentikan ritual yang keji ini dan menjadikan aktivitas ini ilegal. Anjing-anjing malang ini tak pantas diperlakukan secara kejam seperti itu," kata selebritis yang juga menjadi aktivis Garda Satwa Indonesia, Davina Veronica di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, walaupun pembantaian anjing di Festival Makan Daging Anjing ini berlangsung di Tiongkok, tapi hal yang sama juga terjadi di Indonesia dan di banyak negara Asia. Setiap hari orang membunuh anjing secara brutal untuk keperluan konsumsi.
Lebih dari dua juta orang netizen melalui change.org di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia menentang dan mengecam Yulin Dog Meat Eating Festival akan diadakan di Provinsi GuangXi, Tiongkok.
Petisi pada laman www.change.org/Yulin2015 itu dibuat oleh Komunitas "Raise Your Paw" mendesak Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menghentikan festival yang dimulai 21 Juni 2015.
Model dan TV personalities Aline Adita mengatakan Yulin Dog Festival ini adalah bentuk kekejaman terhadap makhluk hidup lainnya. Anjing adalah sahabat manusia, jadi hentikan kekerasan ini sekarang juga.
Suara menentang juga datang dari aktris sinetron Velove Vexia, mengikuti selebritas dunia termasuk aktor Amerika Serikat Ian Somerhalder, penyanyi Sia, aktris dan model Nikki Reed serta aktris Bollywood Sonakshi Sinha, yang mengajak para followernya untuk menolak festival tersebut.
Kutipan petisi dalam laman www.change.org/Yulin2015 tersebut menyebutkan bahwa tidak terhitung banyaknya anjing dikorbankan untuk memenuhi tradisi brutal yang telah diizinkan bertahun-tahun. Ini saatnya untuk mengakhiri kisah mengerikan ini.
Festival ini meningkatkan penculikan anjing liar dan hewan peliharaan dan juga meningkatkan penangkapan dan penyiksaan yang tidak manusiawi. Ribuan anjing akan menderita, disembelih, dipukuli sampai mati, dikuliti hidup-hidup dan dimakan.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015