"Ini baru pertama diberlakukan di sekolah kami, tujuannya jelas, yakni untuk menghindari ada siswa yang kecanduan narkoba," kata Waka Kurikulum SMK Kesehatan Brawijaya Husada, Hari Utomo, di Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu.
Dan apabila terbukti positif mengonsumsi narkoba, mengacu pada hasil tes urine, Hari memastikan calon siswa baru bersangkutan akan gugur.
"Penanganan lebih lanjut tentu diserahkan pada BNNK untuk ditindaklanjuti dengan pembinaan, rehabilitasi ataupun sebatas konseling. Kami hanya sebatas menyeleksi dan mencegah siswa yang pecandu narkoba," terangnya.
Agar hasil tes lebih akurat, lanjut Hari, SMK Kesehatan Bhayangkara Husada menggandeng Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Trenggalek.
"Kami sudah tes urine 100 calon siswa baru yang mendaftar. Semuanya wajib ikut tes tersebut karena ini kebijakan sekolah," tegasnya.
Dikatakan Hari, tes tersebut juga dimaksudkan untuk mendeteksi peredaran narkoba di tingkat pelajar sekolah menengah atas. Sebab, saat ini sudah banyak siswa yang terjerat kasus narkoba, baik sebagai pelaku maupun pemakai.
"Jadi untuk deteksi dini. Kalau nantinya siswa diketahui positif, akan diserahkan ke pihak berwajib karena ada tahapan tes lain sebelum dinyatakan pemakai narkoba," katanya.
Selain tes narkoba, calon peserta didik baru wajib menjalani tes mata, kejiwaan dan kesehatan dalam. Ketiga tes itu sudah diberlakukan pihak sekolah sejak awal, sedangkan tes urine narkoba baru kali pertama.
"Hasil tes masih negatif. Namun nantinya direncanakan ada tes lagi dengan tujuan agar siswa benar-benar sehat dan mampu berprestasi tanpa narkoba," jelasnya.
Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015