Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan, terjadinya kasus kelaparan ribuan jamaah haji asal Indonesia karena katering Ana for Development (AFD) yang ditunjuk pemerintah tidak mampu menyediakan makanan merupakan pelajaran yang sangat pahit dan harus tidak terulang lagi. "Itu (kasus katering haji) memang masalah. Ini pelajaran yang sangat pahit sekali," kata Wapres M Jusuf Kalla kepada wartawan di Jakarta, Jumat. Sebelumnya sekitar 150 ribu jemaah haji asal Indonesia yang tergabung dalam maktab 39 terlantar akibat panitia (katering Ana) tidak memberi makan mereka sejak Kamis (28/12), setelah melakukan perjalanan dari Mekah menuju Arafah. Menurut Wapres hal tersebut terjadi karena katering Ana terlalu optimis dan Departemen Agama hanya langsung menangkap optimisme tersebut tanpa melakukan pengecekan ulang. "Prinsipnya ini ada 75 dapur tak bisa dijadikan satu dapur," kata Wapres. Selama ini, tambah Wapres, jamaah haji Indonesia terbagi dalam 75 maktab dan dalam setiap maktab terdapat satu dapur yang melayani para jamaah haji. Namun, tambahnya dengan katering Ana tersebut, 75 dapur yang berada di maktab-maktab tersebut disatukan dalam satu tempat saja. "Maktab itu kan sistemnya seperti batalyon dalam tentara. jadi dimanapun batalyon itu bergerak, dapur bergerak mengikutinya. Nah sekarang dapurnya disatukan di kodam, jadi bermasalah," kata Wapres. Karena itu, tambah Wapres, kasus katering haji ini harus dipelajari semua permasalahannya dan letak kesalahannya agar tidak terulang lagi di masa mendatang. Ribuan jamaah haji yang mengalami kelaparan tersebut dan tergabung dalam 39 maktab dari Embarkasi Batam, Padang, Medan, Jakarta dan Surabaya itu akhirnya terpaksa meminta bantuan pemerintah Arab saudi. Atas kejadian tersebut pemerintah Arab Saudi membagikan 200.000 paket makanan gratis pada jama`ah Haji Indonesia, yang mengalami masalah konsumsi ketika menjalani ibadah Wukuf di Arafah. Menteri Dalam Negeri Saudi Pangeran Naif bin Abud Azis, yang juga selaku ketua Komite Haji Tertinggi Saudi, memerintahkan pendistribusian makanan gratis tersebut kepada jama`ah Haji Indonesia. Pembagian konsumsi untuk jama`ah Indonesia yang kelaparan itu diawasi langsung oleh Kepala Badan Intelijen Umum dan Wakil Gubernur Mekah Pangeran Muqrin bin Abdul Aziz, pada hari Wukuf di Arafah. Kantor berita Saudi, Saudi Press Agency (SPA) mengutip keterangan kementerian itu melaporkan bahwa Pemerintah Arab Saudi telah turun tangan dengan menyediakan makanan yang sangat dibutuhkan para jama`ah itu agar mereka dapat melaksanakan ibadah Haji dengan tenang dan nyaman. Setelah tahun ini katering untuk jamaah ditangani Ana for Development (AFD) dan akhirnya bermasalah karena jemaah haji harus menahan lapar berhari-hari selama di Arafah-Mina, pemerintah akhirnya memutuskan untuk musim haji tahun depan pemberian makanan kepada jemaah haji Indonesia di Arafah-Mina dikembalikan kepada muasasah. Pada tahun ini, muasasah menetapkan harga 300 Riyal per jamaah. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007