Manado (ANTARA News) - Pasar khusus jajanan berpuasa bermunculan setidaknya di enam lokasi Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, begitu masuk bulan Ramadhan 1436 Hijriah.

"Lokasi terbesar pasar jajanan Ramadhan ada di Kecamatan Singkil, Tikala dan Tuminting dengan jumlah jajanan berbuka mencapai ribuan, setiap hari," kata Wakil Wali Kota Manado, Harley Mangindaan, saat memantau situasi pasar jajanan Ramadhan di Manado, Jumat.

Harley menyebutkan secara rinci, pasar jajanan buka puasa ada di Kelurahan Ketang Baru, Ternate Baru, Islam, Mahawu, Tuminting dan Sindulang dan Banjer dimana jajanan yang dijual bermacam-macam dan rata-rata ada kue tradisional.

Dia mengatakan, pasar khusus jajanan puasa tersebut hanya buka setahun sekali di lokasi-lokasi tersebut, sehingga menjadi tempat paling dicari di Manado ketika menjelang waktu berbuka.

Bahkan menurutnya, bukan hanya umat muslim saja yang berbelanja kue-kue, yang tidak berpuasa pun ikut-ikut membeli jajanan sekadar untuk menjadi makanan minum kopi atau dinikmati petang hari.

Harley mengatakan sudah mengimbau sekaligus mengingatkan para pedagang untuk mengutamakan kualitas makanan, jangan sembarangan menjual asal dapat untung, tetapi harus memeriksa dengan benar, jika mencurigakan mengandung bahan berbahaya seperti pewarna tekstil jangan dijual supaya tidak membahayakan konsumen.

Salah satu pedagang di kawasan pasar Ramadhan Ternate Baru bernama Susanti, mengaku mulai membuka lapaknya sejak siang hari, karena pembeli mulai berdatangan sejak siang hari.

Kue yang dijualnya katanya, bermacam-macam dan hampir semuanya adalah kue-kue tradisional sampai kolak dna bubur sum-sum dengan harga rata-rata Rp2.500 perbuah sampai Rp7.500 untuk satu gelas kolak dan buah segar.

"Kue-kue yang dijual rata-rata dipasok pedagang dari luar dan kami hanya menjual saja, dengan harga yang hampir sama semuanya," katanya.

Dia menyebutkan, kue-kue tradisional khas Manado sampai roti kukus yang hanya muncul kala bulan Ramadhan menjadi jualan yang laris manis diborong para pembeli.

Pewarta: Joyce Bukarakombang
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015