Jakarta (ANTARA News) - Mengurangi jumlah asupan kalori yang dimakan hingga setengahnya selama lima hari akan membantu Anda jadi awet muda, demikian diungkapkan para ilmuwan yang dikutip DailyMail.
Orang yang menjalani kurang dari seminggu diet ketat menunjukkan lebih sedikit tanda-tanda penuaan, diabetes, penyakit jantung dan kanker dibanding satu grup yang tidak puasa.
Dan efek baiknya bertahan meski orang tersebut kembali ke kebiasaan makan normal.
Penelitian sebelumnya menunjukkan berpuasa dalam jangka pendek-bertahan hanya dengan minum air-dapat meningkatkan kesehatan, namun hal itu tidak dapat dilakukan oleh semua orang-utamanya mereka yang sudah tua dan dalam keadaan lemah.
JAdi para ilmuwan membuat sebuah metode diet yang "meniru puasa"-di mana efek menguntungkan dari puasa direplikasi-namun dipastikan vitamin-vitamin penting dan mineral dimasukkan dalam asupan makanan untuk meminimalisir beban puasa.
Diet yang diawasi secara medis itu memangkas jumlah asupak kalori antara 34 hingga 54 persen.
Pada hari pertama, subyek memakan hanya 1.090 kalori sementara yang menjalani diet ketat hanya makan 725 kalori pada hari kedua hingga hari kelima.
Subyek lalu kembali ke diet normal untuk beberapa minggu selanjutnya, sebelum mengulangi lima hari puasa pada bulan berikutnya, dan begitu seterusnya.
Tes menemukan selama periode tiga bulan. tingkat glukosa darah menurun 10 persen selama puasa namun tetap lebih rendah sekitar enam persen dari semua.
Sebuah zat kimia yang disebut IGF1 yang diasosiasikan dengan penyakit-penyakit penuaan pada manusia bisa dikurangi hingga 24 persen.
Valter Longo, peneliti utama di Universitas Kalifornia Selatan mengatakan: "puasa yang ketat sulit dilakukan orang, dan juga bisa berbahaya, jadi kami mengembangkan sebuah diet kompleks yang dapat memicu efek yang sama pada tubuh. Saya secara pribadi sudah mencoba keduanya, dan diet yang meniru puasa saya rasa jauh lebih mudah dan juga jauh lebih aman."
ASupan makanan yang dimakan meliputi sup sayuran, snack energy bars, minuman berenergi, snack renyah, teh bunga kamomil, dan tablet formula suplemen sayur.
Diet tersebut meliputi 11 persen hingga 14 persen protein, 42 persen karbohidrat, dan 44 persen hingga 46 persen lemak.
Untuk 25 hari sisanya dalam sebulan, partisipan kembali ke diet normal mereka yang tak diminta diubah.
Meski penelitian pada manusia berskala kecil, melibatkan 19 orang, itu mencerminkan riset oleh Universitas Kalifornia Selatan yang sama pada tikus. Hewan pengerat itu menjalani diet selama empat hari dua kali dalam sebulan.
Para peneliti menemukan sel dalam tubuh tikus-termasuk tulang, otot, hati, otal, dan sel imun menunjukkan tanda-tanda regenerasi atau tumbuh kembali.
Binatang itu juga jadi awet muda, menderita lebih sedikit penyakit peradangan, kanker dan menunjukkan kemampuan belajar yang meningkat serta ingatan yang meningkat dan kehilangan tulang yang lebih sedikit.
Diet kalori ketat bahkan meningkatkan regenerasi pada bagian otak tikus-hippocampus-yang terlibat dalam ingatan.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015