Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak tiga kapal penumpang milik PT Pelni dijadikan pilot project Gerai Maritim yang diharapkan mampu mengurangi disparitas harga khususnya untuk barang kebutuhan pokok di wilayah timur Indonesia.
"Setelah ini (KM Gunung Dempo) akan menyusul dua kapal lagi," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, seusai menghadiri peluncuran pilot Project Gerai Maritim di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat.
Srie mengatakan, untuk pilot project pertama telah diberangkatkan KM Gunung Dempo pada 19 Juni 2015 atau H-28, sementara dua kapal lainnnya adalah KM Ciremai dan KM Doloronda yang rencananya akan diberangkatkan pada H-21 dan H-11 dan tiba di Serui pada H-15 dan H-5 Idul Fitri 1436 Hijriyah mendatang.
Selama bulan Ramadhan, tiga kapal PT Pelni akan dioperasikan ke wilayah timur Indonesia untuk mengangkut kebutuhan pokok, dimana pada tahap pertama mengangkut 11 kontainer bahan kebutuhan pokok dikirim ke pelabuhan Serui.
Setelah barang kebutuhan pokok tersebut sampai dilokasi, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua akan menyalurkan barang-barang tersebut melalui perusahaan daerah yakni PT Yapen Mandiri Sejahtera.
Pemda setempat akan menyiapkan bangunan milik Pemda Kabupaten Kepulauan Yapen dengan luas 40x9 meter yang terletak di Kota Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, untuk Gerai Maritim tersebut dan rencananya akan dibuka pada 1 Juli 2015.
Untuk pengangkutan barang kebutuhan pokok tersebut, para pelaku usaha mendapat subsidi biaya transportasi dan hanya perlu membayar kurang lebih sebesar 55 persen dari harga norlam dimana biaya pengiriman kontainer dari Jakarta meuju Papua rata-rata berada dikisaran Rp43-Rp45 juta per kontainer.
"Saat ini masih uji coba, dan memakai kapal penumpang yang memiliki palka barang. Nantinya akan memakai kapal barang milik PT Pelni," ujar Srie.
Srie menambahkan, PT Pelni nantinya akan memiliki enam kapal barang yang khusus akan mengangkut barang kebutuhan pokok di enam rute dan 30 pelabuhan kecil di wilayah timur Indonesia.
Kementerian Perhubungan sendiri telah menetapkan untuk memberikan subsidi perintis untuk angkutan barang yang terjadwal. Dengan adanya angkutan barang yang terjadwal, diharapkan bisa menurunkan harga atau menormalkan harga barang pokok di wilayah timur Indonesia.
Pengoperasian enam kapal barang ecara reguler tersebut diharapkan paling lambat setelah perayaan Idul Fitri 1436 Hijriyah secara reguler.
Gerai Maritim diharapkan mampu mengurangi disparitas antar daerah dengan mengoptimalkan kapal penumpang perintis yang telah beroperasi untuk pilot project dan melayani wilayah-wilayah terpencil dan terluar Indonesia.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015