Denpasar (ANTARA News) - Pencarian para korban tenggelamnya KM Senopati Nusantara di perairan Mandalika, Jepara, Jawa Tengah, kini dipusatkan di Bandara Ngurah Rai Bali dengan mengerahkan dua helikopter dan dua pesawat milik TNI-AU dan TNI-AL, kata Danlanud Ngurah Rai Letkol Pnb A Gustaf Brugman di Bali, Jumat.
Menurut Gustaf, pemusatan kekuatan SAR di Bandara tersebut dimaksudkan untuk memperpendek jarak jangkauan pencarian karena diprediksi banyak korban hanyut ke arah timur kejadian mendekati perairan Bali.
Pesawat Nomad milik TNI-AL dan Casa TNI-AU yang kini berpangkalan sementara
di Ngurah Rai, akan melakukan upaya penelusuran medan SAR seluas 5.184 mil laut persegi.
Areal yang harus ditelusuri seluas itu, membutuhkan sekitar lima jam waktu penerbangan dengan berputar-putar pada jarak yang tidak begitu tinggi dari permukaan laut.
Sehubungan waktu tempuh medan operasi yang tergolong lama, kata Gustaf, tim SAR lebih efektif mengoperasikan Nomad yang memiliki jam terbang cukup panjang.
"Sementara heli hanya mampu terbang selama 15 menit, sehingga tidak mengkin untuk dapat menjelajahi wilayah seluas itu dalam satru kali penerbangan," ucapnya.
Dua pesawat yang dikerahkan, kini sedang melakukan penelusuran pada radius yang sudah ditentukan sebagai medan operasi SAR untuk hari yang ketujuh ini.
Sementara dua heli masing-masing jenis BO-105 milik TNI-AL dan Basarnas, tampak lebih banyak terbang di kawasan perairan laut Bali, sesuai dengan jam tempuh yang dimiliki.
Operasi SAR yang juga mengerahkan enam kapal perang TNI-AL itu, diharapkan mampu menemukan sisa sebanyak 308 penumpang dan ABK Senopati yang hingga kini belum tahu rimbanya.
KM Senopati Nusantara rute Kumai (Kalimantan Tengah)-Semarang (Jateng) berpenumpang 549 orang, Sabtu (30/12) dinihari lalu tenggelam di perairan Mandalika, Kabupaten Jepara, akibat cuaca buruk.
Dari muatan kapal sebanyak itu, kata Ketua Badan SAR Daerah Bali I Ketut Parwa, 233 di antaranya tercatat telah ditemukan dalam keadaan selamat dan delapan lainnya tewas.
"Kita harapkan pada hari ketujuh ini cukup banyak penumpang dapat ditemukan kembali," kata Parwa.(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007