Kepala Humas PDTS KBS, Ryan Adi Djauhari, di Surabaya, Jumat, mengatakan wahana ini bukan wahana baru, tapi diperbaiki sarana pendukunganya termasuk jenis satwa yang ada di dalam wahana ini juga diganti.
"Satwa yang diganti adalah orang utan dan beruang. Kedua satwa itu diganti dengan berang-berang dan binturong," katanya.
Penghuni wahana ini, lanjut dia, juga ada pelikan dan sejumlah burung lainnya. Jika sebelumnya pengunjung bisa menikmati dengan gratis wahana ini, nanti akan ada tiket tersendiri. Artinya, tiket itu berbeda dengan tiket masuk KBS.
"Untuk berapa biaya untuk renovasi ini, kami belum menghitung. Tapi yang pasti dananya sudah ada," katanya.
Ryan menambahkan, sejauh ini pembangunan wahana ini masih dalam taraf pengerjaan. Meski sudah dikerjakan, pihaknya masih belum dapat mengungkapkan berapa besaran tiket masuknya. "Tiket ini masih dalam kajian direksi," katanya.
Kajian ini dilakukan, kata dia, agar nantinya muncul angka yang benar-benar tepat. PDTS KBS tidak ingin tiket wahana ini cukup membebani masyarakat. Sebab, masyarakat harus tetap bisa menikmati wahana yang bertujuan sebagai tempat edukasi ini.
"Wahana ini (animal zoo) nantinya akan mempertunjukkan perilaku hewan, terutama saat mereka menyantap makanan," katanya.
Diketahui, dalam setahun, biaya operasional kebun binatang yang ada di Jalan Setail ini mencapai Rp1,7 miliar, sedangkan perolehan pendapatan sebesar Rp1,6 miliar, sehingga masih ada defisit sekitar Rp100 juta.
Hampir 92 persen dari total pendapatan ini diperoleh dari tiket masuk. Direksi pun memutar otak agar pendapatan KBS, paling tidak bisa sebanding dengan pengeluaran sehingga tidak menderita kerugian.
"Dalam mengelola satwa, kami berupaya untuk mandiri dengan tidak terus-menerus bergantung pada subsidi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Misalnya dengan menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan swasta," kata Plt Direktur Utama PDTS KBS, Aschta Boestani Tajudin.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015