"Tahun ini panitia menghadirkan seorang imam dari Madinah," kata Ketua Panitia Ramadan Masjid Raya Pekanbaru, Nasution, kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.
Pada tahun-tahun sebelumnya panitia Masjid Raya Pekanbaru menghadirkan imam dari Palestina dan Turki untuk mengisi malam Ramadhan di masjid tertua di Kota Pekanbaru itu. Namun, ia mengatakan imam tersebut tahun ini tidak bisa keluar dari negaranya karena menghadapi masalah di negaranya.
"Hanya saja untuk Ramadhan tahun ini, imam dari negara tersebut tidak dapat hadir karena ada masalah sehingga sulit untuk keluar," ungkapnya.
Ia mengatakan Ramadhan kali didatangkan imam dari Kota Madinah. Imam tersebut bernama Abdurrahman, yang juga adalah dosen dari salah satu universitas di Kota Madinah.
"Beliau sudah tiba di Pekanbaru sehari sebelum puasa," katanya.
Ia mengatakan, sengaja mendatangkan imam dari luar negeri agar nuansanya berbeda, serta bertujuan untuk meningkatkan semangat para jamaah dalam melaksanakan shalat tarawih. Sebab, setiap malam imam akan membaca satu juz pada shalat tarawih sehingga pada akhir Ramadan jamaah yang setia akan khatam Alquran.
Ia mengatakan di masjid tersebut pelaksanaan shalat tarawih terdiri atas 20 rakaat ditambah shalat witir tiga rakaat. Namun, bagi jemaah yang biasa melaksanakan shalat tarawih delapan rakaat tidak dipersoalkan.
Selain shalat tarawih, ia juga mengatakan bahwa di Masjid Raya Pekanbaru tersebut akan dilaksanakan Itikaf yaitu berdiam diri di masjid bagi kaum laki-laki dan mereka akan memberikan makanan pada fakir miskin dan anak-anak yatim di hari ke-10 Ramadan hingga akhir Ramadan.
Pelaksanaan itikaf terebut adalah bertujuan untuk merenungi masa lalu dan memikirkan hal-hal yang akan dilakukan di hari esok, serta mencari ketenangan dan ketentraman.
"Orang yang beritikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan akan terbebas dari dosa-dosa karena pada hari-hari itu salah satunya bertepatan dengan lailatul qadar," katanya.
Pewarta: Netty Mindrayani & Uminidiatul Hasanah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015