Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah, turun 15 poin menjadi Rp13.320 per dolar AS dibandingkan posisi terakhir kemarin.
"Dolar AS mengalami penguatan terhadap rupiah menyusul masih adanya kekhawatiran dari Yunani yang berpotensi gagal bayar utang," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada.
Namun dia memperkirakan pelemahan rupiah cenderung terbatas karena bank sentral Amerika Serikat (the Federal Reserve) masih menunda kenaikan suku bunganya (Fed fund rate).
"Diharapkan rupiah dapat bergerak menguat seiring meredanya sentimen dari the Fed dan harapan akan membaiknya perekonmian domestik pada semester II nanti," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bank sentral AS yang mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga mungkin terjadi tahun ini membuat pelaku pasar cenderung menahan transaksi aset dengan mata uang berisiko.
"Belum adanya sinyal dari the Fed, sebagian investor cenderung ragu untuk masuk ke aset berisiko," katanya.
Selain itu, Reza mengatakan, kondisi utang luar negeri Indonesia yang tergolong masih sehat diharapkan bisa mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang mempengaruhi stabilitas makroekonomi.
Dari dalam negeri, dia menjelaskan, kebijakan Bank Indonesia mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) di level 7,5 persen diharapkan dapat menjaga inflasi sesuai dengan target di tingkat empat plus minus 1 persen dan defisit transaksi berjalan dalam kisaran 2,3-3,0 persen terhadap produk domestik bruto.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015