Jakarta (ANTARA News) - Kalangan bisnis properti menyambut baik keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 9,5 persen dan menyebutnya sebagai langkah yang tepat, seiring terkendalinya ekspektasi inflasi di bawah dua digit. "Kebijaksanaan BI menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin dari 9,75 persen menjadi 9,5 persen diharapkan dapat merangsang perkembangan bisnis properti di Indonesia," kata Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk, Johanes Mardjuki, di Jakarta, Jumat. Dikatakannya langkah BI hendaknya diikuti juga oleh kalangan perbankan nasional, terutama Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang saat ini tercatat 13 persen setahun. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berlangsung, Kamis (4/1), telah memutuskan penurunan 25 basis poin mengingat tingkat laju inflasi dapat ditekan menjadi satu digit dan hasil perekonomian nasional cukup baik. "Penurunan BI Rate sebesar 25 basis poin, hendaknya dapat dimanfaatkan kalangan perbankan nasional meningkatkan fungsi intermediasi yang sempat terkendala sejak awal Januari 2006," katanya. Dengan adanya penurunan BI Rate tersebut para pengembang mengharapkan tingkat suku bunga pinjaman dari 14 sampai 15 persen menjadi 12 higga 13 persen per tahun, kata Johanes. Johanes optimis penurunan BI Rate akan menurunkan suku bunga pinjaman yang pada giliranya akan meningkatkan daya beli masyarakat untuk membeli properti termasuk perumahan. Mengenai prospek bisnis properti di tahun 2007, masih cukup cerah mengingat daya beli masyarakat sudah mulai menggeliat apalagi ditunjang dengan adanya penurunan BI Rate. "Prospek bisnis properti pada 2007 masih cukup baik dan Summarecon masih memprioritaskan pembangunan perumahan residensial yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat," katanya. Penurunan BI Rate sebesar 25 basis poin diakui memang belum cukup berarti, namun bagi dunia usaha properti cukup melegakan karena dengan adanya penurunan tersebut diharapkan tingkat suku bunga KPR juga akan turun, demikian Johanes. (*)
Copyright © ANTARA 2007