Jakarta (ANTARA News) - Jimac Group bekerja sama dengan perusahaan alat berat terbesar di Tiongkok Sany Heavy Industries Co. untuk membangun industri alat berat di Indonesia senilai 200 juta dollar AS.
"Kami akan bangun di Batam dengan target penyerapan tenaga kerja baru sebanyak 300 orang. Jadi, kami tidak hanya proses rekondisi saja, tetapi sudah meningkatkan pada proses pembuatan atau manufacturing melalui pabrik baru," kata CEO Jimac Group Benny Kurniajaya melalui siaran pers di Jakarta, Kamis.
Ia memastikan akan mampu merambah pasar ASEAN, bahkan Indonesia dapat menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki pabrik alat berat dari investor Tiongkok.
"Porsi penjualan nantinya untuk domestik mencapai 70 persen, sedangkan sisanya ekspor,” ujarnya.
Adapun sektor yang akan disasar adalah 60 persen hingga 70 persen sektor infrastruktur atau konstruksi, sisanya sektor tambang, kebun dan kehutanan. Menurut Benny, tahap awal, pabrik akan fokus memproduksi eskavator 20 ton untuk sektor konstruksi sebanyak 1.000 unit, di mana kebutuhan bahan baku sebagian akan diimpor dan sebagian dari dalam negeri.
Jimac Group merupakan agen sekaligus importir alat berat merek Sany sejak tiga tahun lalu, dan telah menjual 900 unit alat berat Sany meliputi machinery, truk, mixer, molen, dan eskavator.
Dari sisi segmen, penjualan alat berat untuk infrastruktur menyumbang 90 persen dari total penjualan alat berat Sany dan sisanya baru disumbang penjualan alat berat untuk pertambangan, perkebunan dan kehutanan.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015