Medan (ANTARA News) -Pemerintah Kabupaten Karo menetapkan erupsi Stinabung sebagai tanggap darurat sejak 2 Juni hingga 6 Juli 2015 akibat semakin tingginya aktivitas gunung itu.
"Potensi erupsi susulan masih tinggi sehingga status juga masih Awas (level IV)," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Medan, Kamis.
Penetapan tanggap darurat itu ditetapkan Bupati Karo, Sumut.
Terkait tanggap darurat dan tetap tingginya aktivitas gunung itu, Tim Reaksi Cepat BNPB sudah berada di Karo untuk mendampingi BPBD Karo.
Bupati Karo, katanya, juga telah meminta bantuan Rp1,4 milar dana siap pakai untuk penanganan pengungsi kepada BNPB.
Dia menjelaskan, tingginya aktivitas gunung itu melihat pada Selasa lalu, misalnya, terjadi 120 kali guguran, empat kali luncuran awan panas sepanjang 2-3 km ke sisi timur-tenggara dan selatan serta dua kali luncuran lava pijar 1,5 km ke tenggara dan dua km ke selatan,
Tremor menerus serta semua parameter seismisitas masih tinggi.
Sementara pada Rabu (18/6) siang juga terjadi satu kali awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2,5 km ke tenggara dan guguran lava pijar dari puncak sejauh 700-1.500 meter ke tenggara.
Adapun jumlah pengungsi erupsi Gunung Sinabung, Karo, Sumut terus bertambah atau sudah mencapai 10.377 jiwa.
Pengungsi sebanyak 10.377 jiwa atau 2.762 kepala keluarga tersebar di 10 pos pengungsian.
Pengungsi berasal dari Desa Guru Kinayan, Tiga Pancur, Pintu Besi, Sukanalu, Beras Tepu, Sigarang-garang, Jeraya, Kuta Rayat, Kuta Gunggung, Mardinding, Kuta Tengah, dan Dusun Lau Kawar.
Pengungsi bukan hanya berasal dari desa sisi tenggara-selatan dari puncak kawah, tetapi juga dari desa di sisi utara, timur dan barat daya.
Akibat bertambahnya terus pengungsi, di beberapa pos penampungan terdapat banyak pengungsi seperti di Pos Pengungsian BPPT, Jambur Tongkoh dan Tahura sebanyak 2.728 jiwa (666 KK).
Menurut Sutopo, kebutuhan mendesak pengungsi dewasa ini adalah tenda pengungsi, selimut, MCK, makanan tambahan, lauk pauk, masker, tikar, matras, tanki air, pakaian, logistik dan psikolog untuk trauma healing.
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015