Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik mengatakan, semua pihak yang terkait dengan permasalahan pengembalian Piala Citra harus duduk bersama untuk mencari penyelesaian. "Kalau ada masalah mari kita duduk bersama. Saya yakin tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan," katanya dalam acara Anugerah Pesona Wisata Indonesia 2006 di Jakarta, Kamis. Menurut dia, pihaknya siap "membuka semua pintu" karena ia meyakini bahwa jalan keluar atau penyelesaian bisa datang dari mana saja. Menbudpar mengungkapkan keingintahuannya atas alasan yang mendasari pengembalian Piala Citra oleh sejumlah orang yang didominasi sineas muda itu. Ia mengatakan, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) menyelenggarakan Festival Film Indonesia (FFI) karena berkeinginan secara serius untuk memajukan dunia perfilman Indonesia. Selain FFI yang terakhir diselenggarakan sekitar 12 tahun lalu, katanya, Depbudbar sendiri pada tahun 2006 telah menyelenggarakan sekitar 20 acara penganugerahan. "Dari berbagai acara tersebut mungkin hanya satu atau dua yang menghasilkan keputusan kontroversial," ujar Jero Wacik. Menurut dia, saat membuat suatu acara penganugerahan yang paling ia pentingkan adalah pemilihan dewan jurinya karena kualitas dewan juri akan mencerminkan kredibilitas dari acara tersebut. "Kalau dewan jurinya bisa diutak-atik oleh `orang luar`, maka habislah kredibilitas penghargaan yang diberikan," kata Menbudpar. Sebelumnya, sedikitnya 27 Piala Citra dikembalikan oleh insan film Indonesia di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Rabu (3/1) sebagai aksi protes mereka terhadap hasil penjurian Festival Film Indonesia (FFI) yang diumumkan tanggal 21 Desember lalu. Pada acara tersebut juga dibacakan pernyataan bersama sineas Indonesia yang menyatakan kecewa terhadap FFI. Puluhan pekerja film hadir dalam pembacaan pernyataan tersebut, antara lain sutradara Riri Riza, Mira Lesmana, Hanung Bramantyo, Rudy Soedjarwo, Joko Anwar, aktor Tora Soediro, maupun penyanyi dan pencipta lagu Melly Goeslaw.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007