Dolar AS diperkirakan tetap bergerak melemah di perdagangan Asia pada hari ini sehingga berpeluang menopang rupiah dan aset berdenominasi rupiah lainnya

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 18 poin menjadi Rp13.330 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.348 per dolar AS.

"Faktor eksternal membawa sentimen positif bagi laju pergerakan mata uang rupiah. Seperti diperkirakan, Bank sentral AS (the Fed) memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunganya. Keputusan the Fed itu menekan dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia, termasuk rupiah," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan bahwa keputusan itu juga diiringi dengan pemangkasan proyeksi produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat, situasi itu menambah sentimen negatif bagi dolar AS.

"Dolar AS diperkirakan tetap bergerak melemah di perdagangan Asia pada hari ini sehingga berpeluang menopang rupiah dan aset berdenominasi rupiah lainnya," katanya.

Dari dalam negeri, ia menambahkan bahwa pelaku pasar sedang menanti pengumuman tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) pada Kamis ini. Diperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan level BI rate di 7,5 persen.

Sementara itu Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan bahwa dipertahankannya level BI rate akan memberikan harapan bahwa inflasi di dalam negeri masih terjaga, itu bisa menjadi salah satu penopang bagi mata uang rupiah.

Kendati demikian, menurut dia, kenaikan rupiah cenderung terbatas menyusul masih adanya potensi kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate) pada tahun 2015 ini.

"Kegiatan ekonomi AS cenderung telah berkembang cukup baik selama kuartal pertama. Terlihat dari laju pertumbuhan lapangan pekerjaan AS yang cenderung meningkat," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015