Sentani (ANTARA News) - Maskapai penerbangan Associated Mission Aviation (AMA) di Sentani, Kabupaten Jayapura, selama ini menggratiskan penerbangan orang sakit dari wilayah pedalaman Papua ke kota untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

"Biasanya kami itu melayani tanpa ada bantuan, yang selama ini kita lakukan adalah kalau ada orang sakit di pedalaman, pas pesawat kita lewat dan atas spesial panggilan itu kita angkut orang sakit yang bersangkutan secara gratis," kata Direktur AMA Djarot Soetanto di Sentani, Kamis.

Dia menjelaskan pasien yang bersangkutan tidak punya uang tetapi diangkut dari pedalaman dan ketika tiba di Jayapura langsung diantarkan ke rumah sakit untuk berobat.

"Biasanya kami antarkan pasien itu untuk berobat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Youwari Sentani, Kabupaten Jayapura, RSUD Abepura atau juga di RSUD Dok II Jayapura," katanya.

Mantan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua itu, mengatakan bahkan kalau pilot dari luar negeri akan menunggu sampai pasien yang bersangkutan dipasang infus, paling tidak memastikan ada tindakan medis.

"Kebanyakan pasien dari pedalaman, lama mendapatkan tindakan medis ketika diantar, apalagi ibu melahirkan yang air ketumbannya sudah pecah maka pilot akan tunggu sampai ditangani, setelah penanganan barulah pasien yang bersangkutan ditinggalkan," ujarnya.

Ia menjelaskan tentang kebijakan maskapainya untuk melayani pasien dari pedalaman tersebut.

"Ini merupakan rasa kepedulian kami kepada masyarakat Papua, terutama mereka yang ada di daerah pedalaman Papua," ujar Djarot yang mengaku sudah setahun lebih menjabat direktur AMA.

Dia mengatakan pelayanan itu berlangsung bertahun-tahun, hanya saja AMA kesulitan mengantarkan mereka kembali ke daerah pedalaman atau tempat asalnya ketika sudah sembuh.

"Nah, yang menjadi permasalahannya adalah ketika orang sakit itu sembuh dan mau kembali ke tempat asalnya, dia tidak punya uang, kami tidak bisa mengantarkannya kembali ke daerahnya, dengan demikian kami lakukan kerja sama dengan Dinas Kesehatan Papua," kata dia.

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015