Kalau memang kurang sumur bor, Presisen langsung memerintahkan menteri pertanian."

Timor Tengah Selatan (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, sumur bor dan embung menjadi solusi bagi kekeringan yang berdampak rawan pangan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kebutuhan ke depan adalah sumur bor dan embung. Tadi malam Presiden juga menelepon memastikan apa kebutuhan masyarakat," katanya saat meninjau Desa Toineke, Kecamatan Kualin, Kabupaten TTS, Rabu.

Ia mengemukakan, sumur bor menjadi solusi jangka pendek dan embung menjadi solusi jangka panjang mengatasi dampak kekeringan.

Sebagian desa di TTS mengalami kekeringan karena pengaruh cuaca, dan terjadi hampir setiap musim kemarau, ujarnya.

"Kalau memang kurang sumur bor, Presisen langsung memerintahkan menteri pertanian. Saya juga berkomunikasi dengan Mentan, apakah hanya butuh sumur bor atau hanya embung," katanya.

Dari hasil kunjungan tersebut, Khofifah melihat bahwa sebenarnya daerah tersebut subur, tapi yang dibutuhkan adalah pengairan.

Sementara itu, Bupati TTS Paul Mella mengatakan, kondisi kekeringan yang terjadi karena cuaca yang berubah sehingga menyebabkan gagal tanam sekaligus gagal panen yang berdampak kerawanan pangan.

"Jangka pendek akan optimalkan sumur bor, untuk jangka panjang ada tiga titik sudah kita survei untuk embung. Selain itu, kita akan lakukan normalisasi sungai," kata Paul.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT mencatat, lima desa di dua kecamatan di TTS dilaporkan terancam rawan pangan akibat gagal panen, yakni Desa Toineke, Tuafanu, Kiufatu, dan Oni di Kecamatan Kualin, dan Desa Oebelo di Kecamatan Amanuban Selatan.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015