Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal menyepakati kerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk mewujudkan swasembada gula dan sapi.

Kepala BKPM Franky Sibarani dalam pertemuan dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Kantor BKPM Jakarta, Rabu, mengatakan pihaknya akan memasarkan potensi investasi sekaligus memfasilitasi minat investor di kedua sektor tersebut.

"Tugas menciptakan swasembada pangan, termasuk gula dan sapi bukan hanya tugas Menteri Pertanian saja. Tapi sudah menjadi tugas nasional. Sesuai tugas BKPM, porsi kami adalah untuk memasarkan potensi investasi di kedua sektor dan memfasilitasi minat investasi yang serius," kata Franky dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Sedangkan tugas Kementerian Pertanian, lanjut dia, akan mendukung penyediaan lahan yang dibutuhkan oleh investor di kedua sektor tersebut.

BKPM sendiri, tambah Franky, sudah melakukan beberapa hal untuk mendorong peningkatan investasi di sektor gula dan sapi.

Lembaga tersebut telah mengirimkan surat kepada investor gula rafinasi untuk segera mengirimkan rencana kerja terkait dengan pengembangan kebun sebagai amanat dari UU Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan.

Koordinasi dengan Kementerian Perindustrian juga sudah dilakukan terkait penyiapan lahan yang dibutuhkan oleh industri gula rafinasi.

"Sebelum diterbitkannya ketentuan industri gula harus terpadu dengan perkebunan tebu, kami sebelumnya sudah pernah mengeluarkan perizinan di bidang industri gula sebanyak 11 perusahaan, dengan kapasitas total produksi gula rafinasi 4,92 juta ton per tahun. Mereka inilah yang kita harapkan segera mengintegrasikan industri gula terpadu dengan perkebunan sehingga swasembada gula dapat terwujud," ujarnya.

Sementara itu, terkait pengembangan investasi sapi, lembaga itu telah memfasilitasi penandatanganan kerja sama investasi antara investor Australia dan dua perusahaan dalam negeri untuk mengembangkan peternakan sapi yang terintegrasi dengan rumah potong hewan dan fasilitas pengolahannya.

Berdasarkan data BKPM dalam kurun waktu 2010 hingga kuartal I 2015, realisasi investasi peternakan sapi dan industri pengolahan didominasi oleh penanaman modal asing hingga sekitar 70 persen sebesar 3,1 miliar dolar AS.

Singapura berada di peringkat pertama sebesar 19 persen, Swiss 13 persen, Malaysia 8 persen dan Inggris 7 persen.

Sementara itu, realisasi investasi peternakan sapi dan industri pengolahan penanaman modal dalam negeri yang izinnya diterbitkan sejak 2010 hingga Maret 2015, baru mencapai Rp13,4 triliun.

Nilai realisasi investasi PMA dan PMDN tersebut baru mencapai 70,5 persen dari rencana investasi PMA yang tercatat di BKPM sebesar 4,4 miliar dolar AS dan PMDN sebesar Rp19 triliun.

Ada pun realisasi investasi peternakan sapi dan industri pengolahan baik PMA dan PMDN terkonsentrasi di luar Jawa dengan porsi masing-masing 55 persen dan 66 persen.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015