Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar mencegah terjadinya tindakan penyisiran yang kerap dilakukan sejumlah organisasi kemasyarakatan selama bulan suci Ramadhan.
Justru PBNU mengingatkan agar masyarakat bisa menyambut bulan suci umat Muslim tersebut dengan hati yang bersih, demikian seturut keterangan pers yang diterima di Jakarta, Selasa.
"Kami minta tidak ada lagi aksi penyisiran maupun semacamnya," kata Ketua PBNU Said Aqil Siradj.
Menurut Said, tindakan-tindakan penyisiran semacam itu justru akan mengurangi makna kedamaian Ramadhan.
Lebih lanjut, Said mengatakan sudah saatnya semua pihak bersama-sama menjaga kehidupan yang damai, tenteram dan penuh ketenangan dengan menjauhkan konflik, kekerasan dan tawuran antar warga.
Ia juga meminta agar masyarakat bisa menyatukan gerak dan langkah untuk membangun negeri dengan menjaga suasana kedamaian dan persaudaraan serta menghindari tindakan-tindakan destruktif yang bisa memancing retaknya persatuan dan kesatuan bangsa.
"Mari sama-sama jauhkan konflik, dan hindarkan tawuran antar warga. Mari jaga ketenangan bersama demi bulan suci Ramadhan ini," katanya.
Selain itu, Said meyakini bahwa masyarakat Indonesia kini telah memiliki kesadaran sendiri untuk menghormati datangnya Bulan Ramadhan, sedangkan di sisi lain umat Muslim kian dewasa sehingga kekerasan tidak pernah diperlukan melainkan lebih berkonsentrasi untuk membangun toleransi dan persaudaraan.
Sebagai informasi, pemerintah melalui Kementerian Agama telah menetapkan awal puasa Ramadhan 1436 H/2015 Masehi jatuh pada Kamis (18/6) setelah ulama dan pakar astronomi menggelar sidang penetapan atau isbat pada Selasa malam.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015