"Penyusunan SRAK ini gebrakan anyar karena kali pertama dilakukan di Indonesia untuk bidang flora," kata Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI, Didik Widyatmoko, dalam Lokakarya Nasional penyusunan SRAK Rafflesia dan Amorphophallus di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Dokumen Strategi Rencana Aksi Konservasi (SRAK) baru dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bagi fauna saja.
"Ini momentum sangat penting, karena selama ini Kementerian LHK konsen pada satwa-satwa besar saja, tumbuhan juga sangat penting, mikroba juga. Apalagi Rafflesia dan Amorphophallus menjadi ikon Indonesia," katanya.
Dikatakannya, penyusunan SRAK kali ini adalah salah satu kontribusi LIPI sebagai otoritas ilmiah di bidang konservasi dan keanekaragaman hayati di Indonesia.
Mengingat data dan rekomendasi ilmiah untuk konservasi kedua jenis flora Rafflesia spp dan Amorphophallus spp sulit diimplementasikan tanpa kerja sama dengan Kementerian LHK sebagai pemegang otoritas manajemen konservasi in situ dan keanekaragaman hayatinya.
Sementara itu, Kepala Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi Badan Litbang dan Inovasi Kementerian LHK, Adi Susmianto, menyebutkan, ide dasar SRAK Rafflesia spp dan Amorphophallus spp muncul dari pemerintah Provinsi Bengkulu yang mau menjadikan dua puspa langka tersebut sebagai ikon daerah.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015