Wakil Ketua Tim Hisab Rukyah Provinsi Jateng Slamet Hambali mengatakan bahwa hilal tidak bisa terlihat karena cuaca mendung dan menurut perhitungannya, hilal masih di bawah ufuk.
"Secara perhitungan memang hilal masih minus 2 derajat sehingga teorinya sangat tidak mungkin hilal bisa terlihat dan saat matahari tenggelam, hilal sudah tenggelam sekitar 4 menit lebih dulu," katanya.
Terkait dengan hal tersebut, kata dia, kemungkinan besar 1Ramadhan 1436 Hijriah ditetapkan pada Kamis (18/4).
"Kemungkinan besar nanti puasa dan lebarannya kita semua bersamaan," ujarnya.
Hasil pengamatan hilal di tingkat provinsi yang dikoordinasi Kementerian Agama Jateng ini selanjutnya akan dilaporkan ke Kementerian Agama Pusat agar menjadi pertimbangan pada sidang isbat di Jakarta.
Pengamatan hilal dari menara setinggi 95 meter yang menggunakan teropong digital tersebut diikuti oleh perwakilan Majelis Ulama Indonesia, Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, sejumlah ulama dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, serta kalangan akademisi di wilayah Kota Semarang.
Pengamatan hilal di Jateng juga dilakukan secara serentak pada 13 lokasi berbeda seperti Jepara, Rembang, Surakarta, Kebumen, dan Tegal.
Pewarta: Wisnu Adhi N.
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015