"Rahasianya adalah keunikan dari aplikasi Zomato itu sendiri, yakni listing restoran yang dikurasi sendiri oleh tim kami dan unsur sosmed yang tinggi pada Zomato," kata dia, di Jakarta, Senin.
Djunadi mengatakan bahwa Zomato memiliki tim khusus yang bertugas menemui pemilik restoran untuk mencatat data mulai dari konsep, kategori, jam buka, alamat, situs, hingga makanan yang direkomendasikan.
"Kami memasukkan data dalam listing restoran, sehingga keakuratannya cukup tinggi, ini yang tidak dimiliki oleh kompetitor lain yang biasanya hanya mengambil data dari pengunjung atau blogger," ujar Djunadi.
Data tersebut, menurut Djunadi, diperbarui oleh tim Zomato setiap tiga bulan sekali, sehingga pengunjung mendapatkan informasi terkini, seperti daftar harga dan menu baru sebuah restoran.
Tidak hanya keakuratan informasi, Djunadi mengaku bahwa Zomato besar karena unsur sosial media yakni dukungan komunitas yang akrab dipanggil Foodie.
"Ini (Zomato) adalah komunitas untuk orang-orang yang suka makan, enjoy restoran baru, fokus interest-nya dan stickness-nya tinggi," kata Djunadi.
Didirikan pada 2008, Zomato telah mendapatkan pendanaan total sebesar 163,5 juta dolar Amerika dan saat ini diperkirakan memiliki nilai sebesar 1 miliar dolar Amerika.
Dengan kantor pusat global yang berada di India, Zomato telah hadir di lebih dari 10.000 kota di 22 negara di dunia, melayani lebih dari 90 juta pengunjung baik website maupun aplikasi setiap bulannya.
Di Indonesia sendiri Zomato mencapai angka lebih dari 4 juta pengunjung dengan 15 ribu review dan 40 ribu foto yang diunggah setiap bulannya. Aplikasi yang hadir pada November 2013 itu juga telah mencatat lebih dari 22 ribu restoran di Jabodetabek dan Bali.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015