Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan memberikan insentif berupa pengurangan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dalam pembangunan rumah susun hak milik (rusunami) di wilayah perkotaan. "Yang oke baru PPN, yang lain akan dibicarakan lebih lanjut. Insya Allah ini akan final Senin pekan depan," kata Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) M. Yusuf Asy`ari, seusai rapat koordinasi terbatas bidang perumahan rakyat di Gedung Depkeu Jakarta, Kamis. Mengenai besarnya pengurangan PPN itu, Yusuf menyatakan belum ada keputusan, tetapi akan ada pengurangan PPN dari yang selama ini ada yaitu 10-15 persen. "Pengurangan PPN ini pada akhirnya akan dinikmati oleh konsumen akhir," kata Yusuf. Yusuf menjelaskan insentif itu ditujukan untuk pembangunan rusun dengan tinggi 20 lantai, di mana pemerintah tidak memiliki anggaran, sehingga harus mengundang modal swasta untuk membiayainya. "Kita tidak punya anggaran sehingga mengundang modal swasta masuk, karena ini kan rusun yang akan dijualbelikan atau rusunami," jelasnya. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), kata Yusuf, menetapkan bahwa dalam lima tahun akan dibangun 25.000 unit rumah susun dengan peran modal swasta. "Oleh karena itu, kita sedang bicara dengan Menteri Keuangan dan Menko Perekonomian, apa yang bisa diberikan. Insya Allah ini akan final pada Senin depan," katanya. Menurut dia, pembangunan rusun itu ditujukan untuk wilayah perkotaan dengan prioritas kota yang penduduknya di atas 2,5 juta jiwa. "Direncanakan akan dibangun mulai tahun ini, akhir bulan ini kita canangkan di DKI Jakarta sebagai pilot project," jelasnya. Mengenai total nilai 25.000 unit rusun itu, Yusuf menyebutkan jika satu unit rusun itu harganya Rp120 juta, maka totalnya tinggal dikalikan saja. "Kalau per unitnya ya tergantung dari pengusahanya, kalau per unitnya Rp120 juta ya kali aja 25.000 unit," katanya. Ditanya apakah harga satu unit rusun sebesar Rp120 juta tidak sangat mahal sehingga seperti harga apartemen saja, Yusuf mengemukakan harganya lebih mahal karena konstruksinya memang lebih rumit dari rumah biasa. "Sekarang mana ada apartemen harganya Rp120 juta, apartemen itu di atas Rp200 juta," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007