Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta meneruskan program promosi kesehatan melalui tempat ibadah khususnya masjid yang sudah dilakukan sejak 2014.
"Tahun ini, ada tambahan 100 masjid dan musala baru yang diberi fasilitas untuk membantu sosialisasi promosi kesehatan, sehingga totalnya ada 200 masjid dan musala yang membantu program ini," kata Kepala Bidang Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tri Mardaya di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, setiap masjid dan musala yang membantu program promosi kesehatan akan memperoleh tambahan fasilitas pendukung seperti pemutar DVD, serta materi promosi kesehatan yang sudah tersimpan dalam bentuk compact disc (CD).
Takmir masjid maupun pengurus musala diminta menyiarkan materi-materi promosi kesehatan itu pada jam-jam tertentu melalui pengeras suara yang dimiliki tiap masjid.
"Kami serahkan sepenuhnya kepada masjid untuk menentukan waktu pemutaran materi promosi kesehatan itu, dengan harapan tetap bisa didengarkan masyarakat tanpa mengganggu aktivitas mereka," katanya.
Materi promosi kesehatan tersebut di antaranya tentang pola hidup bersih dan sehat, diare, demam berdarah, leptospirosis, imunisasi dan kesehatan lingkungan.
Ia berharap, program promosi kesehatan yang disiarkan melalui tempat ibadah tersebut bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan diri dan lingkungan.
"Kegiatan ini dilakukan karena kasus penyakit di Yogyakarta terus meningkat, seperti kematian bayi yang mengalami kenaikan sepanjang 2009 hingga 2014 atau jumlah penderita diabetes melitus yang terus meningkat," ujarnya.
Pada 2014, baru ada sekitar 40 persen masjid yang bisa menyiarkan materi promosi kesehatan secara rutin dan sisanya terkendala perangkat penyiaran yang masih menggunakan model lama sehingga tidak bisa memutar CD.
"Tahun ini, tidak lagi ada kendala seperti itu," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta Titik Sulastri mengatakan, inovasi yang dilakukan dinas kesehatan tersebut cukup baik dan akan ditindaklanjuti dengan berbagai pihak lain agar hasil yang diharapkan bisa lebih optimal.
"Misalnya saja kerja sama dengan Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia, dan Dewan Masjid Indonesia. Kegiatan akan dievaluasi rutin hingga tiga tahun mendatang," katanya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015