Surabaya (ANTARA News) - Kapal-kapal dari dan ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dalam beberapa hari belakangan menumpuk menunggu layanan pemanduan, menyusul cuaca buruk yang terjadi sejak memasuki musim hujan ini. "Dengan kondisi cuaca yang kurang baik belakangan ini, tentu kapal-kapal banyak yang harus antre untuk sandar maupun keluar pelabuhan," kata Ketua Asosiasi Pelayaran Niaga Nasional (INSA) Tanjung Perak, Surabaya, Prabowo B Santosa, di Surabaya, Kamis. Menurut dia, akibat cuaca buruk banyak kapal yang mengalami keterlambatan, sebab pemanduan kapal di Pelabuhan Tanjung Perak juga mengalami hambatan. Untuk kapal-kapal kecil, selain mengalami hambatan cuaca juga pemanduan, sedangkan kapal-kapal besar meskipun dapat mengatasi hambatan cuaca, namun juga menemui hambatan pemanduan untuk keluar ataupun masuk Tanjung Perak. Dengan kondisi tersebut, maka perusahaan pelayaran kini juga harus mengeluarkan biaya tambahan, baik biaya langsung maupun tak langsung. Sementara itu, guna menjaga keselamatan pelayaran, ia mengimbau anggotanya agar selalu mengikuti perkembangan cuaca yang disebarluaskan jajaran Adpel Tanjung Perak dari hasil analisa Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Pada kesempatan terpisah, Manajer Pelayanan Kapal Pelabuhan Cabang Tanjung Perak, Utopo, mengakui bahwa cuaca yang buruk belakangan ini berdampak terhadap kelancaran pemanduan kapal. Apalagi, kapal-kapal untuk pemanduan ukurannya kecil. "Seperti biasanya, kalau memasuki bulan Desember hingga Maret merupakan masa prihatin. Layanan pemanduan mengalami hambatan cuaca," katanya. Karena itu, ia mengingatkan agar para pandu tidak memaksakan diri untuk memberikan layanan kalau cuaca dinilai tidak kondusif. "Kita tetap mengutamakan keselamatan. Tidak ingin memaksakan diri untuk melayani pemanduan jika cuaca memang tidak mengijinkan," ujarnya. Meski pemanduan kapal mengalami hambatan, namun kegiatan bongkar muat di Terminal Petikemas Surabaya (TPS) tetap dalam koridor target standar berthing time. Kinerja TPS rata-rata 16,22 jam. "Artinya, kegiatan bongkar muat tetap lancar, belum ada hambatan cuaca di sekitar dermaga. Kecepatan udara masih dibawah 12 knot dan speed wind warning masih aman, sehingga kegiatan handling masih berjalan baik meski tetap waspada dan memantau perubahan cuaca mendadak," kata Humas PT TPS, Iwan Sabatini. Vessel Berthing Plan atau rencana sandar kapal di TPS, kata Iwan, juga masih normal, kapal-kapal tiba tidak ada hambatan, semuanya masih dalam waktu yang direncanakan. Kendati begitu, berdasarkan informasi yang diperolehnya dari perusahaan pelayaran, ia mengakui banyak kapal-kapal yang sempat menunggu atau lego jangkar di sekitar Karang Jamuang sampai menunggu cuaca di Laut Jawa normal kembali. Kapal petikemas dengan rute international yang rata-rata bobot matinya (DWT) diatas 15.000 (kapal yang termasuk kategori besar) cuaca di Laut Jawa tidak terlalu menjadi hambatan. "Mungkin kalau kapal-kapal dengan tonase dibawah 8.000 DWT yang biasa melayani antar pulau memang cuaca buruk menjadi problem besar," ucapnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007