Singapura (ANTARA News) - Tim panahan menyumbangkan satu medali perak dan satu perunggu pada hari terakhir lomba cabang olahraga ini pada SEA Games 2015 di Kallang Cricket Field, Singapura, Minggu.
Medali perak dipersembahkan tim compound putra yang terdiri dari I Gusti Nyoman Purihito, Sapriatno dan Yoke Rizaldi Akbar yang pada final harus mengakui keunggulan Malaysia.
Pertandingan ini berlangsung ketat karena Indonesia dan Malaysia mencetak nilai sama yaitu 222-222.
Untuk menentukan pemenang dilakukan babak shoot-off atau masing-masing atlet yang turun diberikan kesempatan satu kali memanah. Hasilnya Indonesia meraih nilai 29 sedangkan Malaysia 30. Emas pun menjadi milik Malaysia.
"Saya sempat deg-degan. Tapi kekompakan tim mampu menutupi nervous yang saya alami. Yang pasti pada pertandingan tadi saya telah berusaha semaksimal mungkin," kata Yoke Rizaldi Akbar usai pertandingan.
Rina Siska Sari yang turun di nomor compound tunggal putri mempersembahkan medali perunggu setelah mengalahkan atlet Thailand, Nareumon Junsook dengan 139-135.
Pada cabang panahan, Indonesia terbilang kurang sukses karena beberapa nomor incaran terlepas, seperti nomor tim recurve putra dan putri yang hanya menyumbangkan medali perak.
Namun, Ika Yuliana dan Riau Ega Agata pada nomor tim campuran recurve dan Titik Kusumawardani pada nomor tunggal recurve sukse menyabet medali emas.
Mengacu target medali dari Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), pencapaian tim panahan Indonesia telah memenuhi target. Sebaliknya, untuk target PB Perpani dipastikan meleset karena menargetkan tiga emas.
Ketua PB Perpani Titik Soeharto mengaku sangat mengapresiasi perjuangan Ika Yuliana dan kawan-kawan pada SEA Games 2015 meski tidak memenuhi target.
"Secara umum persiapan untuk SEA Games sudah bagus. Namun, ada beberapa nomor yang lepas. Untuk lepasnya emas dari tim compound putra saya kira hanya karena faktor kurang beruntung saja," katanya saat menontong pertandingan panahan.
Kontingen panahan Indonesia menyumbangkan dua emas, tiga perak dan satu perunggu.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015