Jakarta (ANTARA News) - Dirut PT Bank Tabungan Negara Kodradi mengatakan, penjualan saham perdana (IPO) BTN diharapkan terealisasi pada kuartal III 2007 dengan perolehan dana sekitar Rp1,5 triliun hingga Rp2 triliun. "Kalau pemegang saham mengizinkan, tidak ada perubahan soal jadwal IPO. Termasuk jumlah saham yang dilepas yaitu sekitar 30 persen," kata Kodradi, sebelum Paparan Pra RUPS, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu. Rapat Umum Pemegang Saham BTN dijadwalkan dilaksanakan pada 10 Januari 2006. Kodradi menjelaskan, dana hasil IPO tersebut akan digunakan sebagai tambahan modal BTN yang saat ini tercatat sebesar Rp5,16 triliun. "Tambahan dana itu agar dapat memberi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) lebih banyak lagi, terutama dalam memenuhi target yang ditetapkan pemerintah sebanyak 100.000 unit Rumah Sederhana," katanya. Sebelumnya Menneg BUMN Sugiharto selaku kuasa pemegang saham BTN, mengisyaratkan lampu hijau bagi IPO BTN dengan catatan pemerintah masih menjadi mayoritas, atau harus di atas 51 persen. "IPO BTN lebih diutamakan untuk peningkatan modal kerja perusahaan, ketimbang untuk memenuhi setoran ke APBN," ujar Sugiharto. Menurut Kodradi, dengan perolehan dana IPO itu diharapkan rasio modal terhadap pendapatan (CAR) akan bisa mencapai 18 persen. Pada 2007, lanjutnya, BTN akan ekspansi kredit sebesar Rp7,8 triliun, atau lebih tinggi dari proyeksi kredit 2006 sebesar Rp6,18 triliun, atau lebih tinggi Rp2,1 triliun dari target 2006 sebesar Rp5,7 triliun. Sebagian dari dana itu akan disalurkan untuk membiayai kredit pemilikan dan kredit konstruksi rumah sederhana sehat dan rumah susun sederhana. "Rancangan ekspansi kredit BTN pada 2007 itu naik 22,04 persen, tapi proyeksi tersebut sebelumnya harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham," ujarnya. Ia optimistis target ekspansi kredit Rp7,8 triliun dapat tercapai, apalagi industri perumahan tahun depan akan tumbuh signifikan dibanding tahun ini. Sedangkan laba usaha 2006 diproyeksikan mencapai Rp547 miliar, naik dari laba usaha 2005 sebesar Rp471 miliar.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007