"Acara Nyubuk Majew yang melibatkan seribu peserta itu digelar di Kotabumi Lampung Utara (11/6) untuk memeriahkan HUT ke-69 Kabupaten Lampung Utara," kata Bupati Lampung Utara, Agung Ilmu Mangkunegara, Kamis.
Tradisi "Nyubuk Majew" dapat diartikan salah satu proses dari keluarga mempelai wanita yang ingin melihat secara langsung kondisi sang gadis setelah dilakukan "sebambangan" (dilarikan) oleh mempelai pria.
Dalam melakukan proses nyubuk majew tersebut, setiap keluarga mempelai wanita diharuskan memakai penutup wajah dan hanya matanya saja yang terlihat.
Dalam sambutannya, Agung mengatakan penghargaan rekor MURI yang diraih tersebut bukanlah hasil pihaknya saja, melainkan hasil kerja sama masyarakat Lampung Utara yang telah turut serta menyukseskan kegiatan tersebut.
"Lampung Utara kaya akan kebudayaan. Kebudayaan ini merupakan pemersatu masyarakat Lampung Utara. Momentum HUT Lampung Utara kali ini merupakan momentum evaluasi untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik lagi," katanya.
Kabupaten Lampung Utara adalah salah satu kabupaten tertua di Provinsi Lampung. Dengan usianya ke-69, Lampung Utara sudah cukup matang dan siap mendukung seluruh program Provinsi Lampung, katanya lagi.
"Saya berharap dengan catatan rekor MURI ini dapat dijadikan sebagai semangat untuk terus bekerja dan berkarya, berbuat demi kecintaan kita kepada Lampung Utara. Mari kita singsingkan lengan baju untuk Kabupaten Lampung Utara," kata Agung lagi.
Gubernur Lampung Ridho Ficardo dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli Bidang Pembangunan Provinsi Lampung Zainal Nurman, mengatakan kegiatan "Nyubuk Majew" adalah kegiatan yang cukup baik dan patut diberikan apresiasi.
"Kegiatan ini adalah kegiatan yang bertujuan mengangkat dan melestarikan kebudayaan Lampung. Dengan dukungan masyarakat Lampung Utara, kegiatan ini merupakan wujud nyata sinergisitas Pemkab dengan masyarakat yang telah terbina cukup baik," ujarnya.
Pewarta: Hisar Sitanggang/SB
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015