Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Herman Prayitno, Rabu, mengatakan Tim SAR termasuk TNI Angkatan Udara akan memberdayakan semua informasi untuk mempercepat proses pencarian pesawat Boeing 737-400 milik maskapai Adam Air yang hilang sejak Senin (1/1) sore. "Tim SAR, TNI AU dan perangkat yang ada telah bekerja optimal untuk melakukan pencarian bangkai pesawat dan para korban. Karena itu kami akan berdayakan semua informasi untuk mempermudah," katanya, di Mabes TNI AU Cilangkap, Rabu. Ia mengakui, bahwa tidak semua data dan informasi terjamin keakuratannya seratus persen. "Tetapi kami tidak akan menambah pasukan atau alat deteksi baru untuk mempercepat pencarian Adam Air," kata Herman. Seluruh peralatan baik yang ada Pangkalan Udara dan bandara Hasanuddin termasuk pesawat intai TNI AU Boeing 737-200 bekerja dengan baik. "Namun, dalam suatu proses pencarian seperti ini, kami tidak bisa hanya mengandalkan satu data dan informasi saja, melainkan seluruh data dan informasi yang berkenaan dengan kejadian itu, sekecil apapun itu tetap kita pakai," ujarnya. Kasau mengatakan, kendala utama yang dihadapi untuk melakukan pencarian bangkai pesawat Adam Air yang nahas itu adalah cuaca yang kurang bersahabat dan teknologi yang belum memadai untuk mendeteksi keberadaan pesawat Adam Air. "Alat yang ada masih cukup baik, tetapi masih memiliki keterbatasan yakni tidak bisa mendeteksi secara visual," kata Herman menambahkan. Tentang kemungkinan penyebab hilangnya pesawat Adam Air, ia mengatakan, bisa karena tiga faktor yakni kesalahan manusia (human error), kesalahan teknis dan kesalahan manajemen. Namun, sampai saat ini belum dapat dipastikan apa yang menyebabkan hilang dan jatuhnya pesawat Adam Air tersebut, kata Herman. Ia mengatakan, dalam pencarian pesawat Adam Air, TNI AU mengerahkan dua helikopter Pumma, pesawat intai Boeing 737-200 dan satu batalion Paskhas 466. "TNI AU akan terus membantu Tim SAR untuk mencari titik koordinat lokasi jatuhnya pesawat. Selama bangkai pesawat belum dapat dideteksi secara visual, maka kita tidak akan menginformasikan apapun sehingga tidak ada lagi misinformation," ujar Herman.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007