Balikpapan (ANTARA News) - Diduga delapan orang hilang dalam musibah tenggelamnya Kapal Motor Titian Muhibah di perairan Selat Makassar pada Selasa (9/6) dini hari, sementara dua penumpang ditemukan sudah tewas, dan 70 lainnya selamat.

Dari 70 penumpang selamat, sebagian sudah dievakuasi menggunakan kapal Basarnas ke Pelabuhan Semayang, Balikpapan, dalam kondisi selamat.

Irma (18), salah seorang penumpang kapal yang selamat, mengaku menyaksikan dua saudaranya, tante dan sepupunya yang berusia 8 tahun, meninggal. Kedua tubuh korban mengapung dan terbawa arus laut.

Namun, Irma yang kondisinya masih terguncang itu tidak mampu mengingat nama sepupu dan tantenya itu.

Selain dua korban tersebut, ada juga delapan korban yang diduga hilang. Mereka adalah istri dan tiga anak dari seorang pria paruh baya bernama Kabul.

Kemudian istri dan dua anak serta mertua perempuan dari Wiwin, pria dari Kota Bontang.

Wiwin datang ke Balikpapan untuk mencari keluarganya tersebut, namun tidak menemukan mereka di antara 35 penumpang selamat yang dibawa dari kapal perang Amerika Serikat USS Rushmore ke Pelabuhan Semayang, Balikpapan.

"Kami belum dapatkan identitas mereka yang tewas maupun yang hilang," kata relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan, Yanuar.

Sebagian besar penumpang KM Titian Muhibah pertama kali ditolong oleh awak kapal perang USS Rushmore yang melintas dekat lokasi kejadian pada titik koordinat 01 derajat 07 menit 3 detik Lintang Utara dan 118 derajat 43 menit 2 detik Bujur Timur pada pukul 17.00 Rabu sore.

Menurut penuturan Nabil, korban lainnya, para awak USS Rushmore mengutamakan menolong korban yang masih hidup dan mengabaikan yang sudah tewas.

Sebanyak lima korban selamat lainnya ditolong oleh nelayan Majene dan saat ini dibawa ke Mamuju, Sulawesi Barat.

Dari korban yang ditolong USS Rushmore, sebanyak 35 orang sudah dievakuasi ke Balikpapan. Dari jumlah itu, sembilan di antaranya langsung dibawa ke RSUD Balikpapan untuk mendapatkan perawatan.

"Ada anak-anak yang mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) berat. Mereka juga mengalami luka bakar ringan sebab terpapar terik matahari," kata dr Siti Hatijah dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Balikpapan Wilayah Kerja Pelabuhan Semayang.

Namun demikian, kondisi sebagian besar korban yang kebanyakan masih berusia remaja itu secara fisik sudah tampak segar.

"Di kapal Amerika kami banyak dapat minum dan biskuit," cerita Irma.

Selain dari mereka yang di rumah sakit, korban lain sementara diinapkan di ruang tunggu VIP Pelabuhan Semayang. Di ruangan "full AC" itu sudah disiapkan tempat tidur lipat berjajar rapi.

"Kami sediakan tempat tidur lipat dan toilet. Silakan bapak, ibu, adik-adik, istirahat dulu sampai nanti ada arahan berikutnya," kata Kepala Kepolisian Resort Balikpapan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Andi Azis Nizar.

Menurut Kepala BPBD Kota Balikpapan Suseno, Kapal RB 215 kembali ke laut menjemput 30 korban yang masih tertinggal di USS Rushmore dan diperkirakan baru merapat kembali ke Pelabuhan Semayang Kamis malam sekitar pukul 21.00 WITA.

Dari data yang dikumpulkan di Kantor SAR Balikpapan, diketahui KM Titian Muhibah membawa 65 penumpang dan 32 anak buah kapal (ABK). Kapal berangkat Senin (8/6) pukul 13.30 Wita dari Pelabuhan Tanjung Laut, Bontang, Kaltim, menuju Mamuju, Sulbar. Kapal juga mengangkut 10 unit sepeda motor.

Kapal ini adalah kapal barang dan tidak memiliki manifes atau daftar penumpang.

Dugaan sementara dari kesaksian korban, kemungkinan besar kapal terhantam ombak besar yang menyebabkan ada bagian dinding kapal yang rusak dan air masuk dengan cepat hingga akhirnya kapal tenggelam.

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015