"Kami mau melaporkan penyebab meninggalnya, karena adanya kekerasan fisik yang dialami dan penelantaran," kata penasehat hukum dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Denpasar, Siti Sapurah, yang mendampingi orangtua kandung Angeline di Markas Kepolisian Resor Kota Denpasar, Kamis.
Namun petugas tidak menerima laporan mereka dengan alasan polisi masih menelusuri kasus tersebut.
"Kami belum diterima. Alasannya masih ditelusuri. Saya juga tidak tahu ya," imbuhnya.
Siti mengatakan lembaganya juga ingin mengetahui hasil otopsi tim dokter forensik Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
"Kami dapat informasi kalau hasil visum dan otopsi jenazah Angeline ada pukulan luka tumpul bukan keterangan hasil kekerangan seksual," ucapnya.
Sementara ayah kandung Angeline, Rosidi, mengaku ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kematian anaknya.
Pria yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur, itu berharap agar jenazah anaknya segera bisa dibawa ke Banyuwangi untuk dikebumikan.
"Saya berharap jenazah anak saya bisa dibawa pulang dan dimakamkan di sana," ucapnya.
Sampai sekarang kepolisian masih mengembangkan penyelidikan kasus kematian anak perempuan siswi kelas 2-B di Sekolah Dasar Negeri 12 Kesiman, Sanur, Denpasar itu.
Polisi baru menetapkan satu tersangka dalam perkara itu yakni Agus (25), pekerja rumah tangga yang diduga melakukan kekerasan fisik dan kekerasan seksual terhadap Angeline.
Polisi masih meminta keterangan dari ibu angkat Angeline, Margriet, serta dua kakak angkatnya, satu petugas satuan pengamanan di kediaman Margriet dan dua penghuni kos.
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015