"Rupiah kembali bergerak melemah setelah sempat menguat terhadap dolar AS pada hari sebelumnya," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.
Ia mengatakan sentimen negatif dari kembali munculnya spekulasi percepatan kenaikan suku bunga The Federal Reserve di tengah ekonomi Amerika Serikat yang terus membaik menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tertekan.
"Namun demikian diharapkan pelemahan rupiah dapat terbatas menyusul beberapa kebijakan yang diambil pemerintah dalam mengupayakan menjaga stabilitas nilai tukar domestik," katanya.
Ia juga berharap pemerintah dapat menahan ancaman kenaikan inflasi seiring dengan kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran.
Inflasi tahunan hingga Mei tercatat 7,15 persen atau naik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 6,79 persen.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta memperkirakan volatilitas pergerakan nilai tukar rupiah masih tinggi sampai ada kesimpulan hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committe/FOMC) pekan depan.
Dia juga memperkirakan permintaan dolar AS dari pelaku pasar dalam negeri masih tinggi di sepanjang bulan ini dan akan menjadi sentimen negatif bagi pergerakan nilai tukar rupiah hingga akhir bulan ini.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015