London (ANTARA News) - Anak anak dari berbagai bangsa dengan antusias mengikuti workshop membatik jumputan yang diadakan KBRI Oslo dalam acara festival anak terbesar di Norwegia "Stoppested Verden" yang diadakan di Museum Kereta Api kota Hamar, sekitar 115 km di sebelah utara Oslo.
Paviliun Indonesia pada festival tahun ini menampilkan kegiatan utama berupa workshop batik jumputan, demikian Sekretaris Tiga KBRI Oslo, Dilla Trianti kepada Antara London, Rabu.
Dikatakannya para pengunjung, terutama anak-anak terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Mereka mengikat dan mencelupkan batik ke dalam berbagai bentuk dan warna berdasarkan kreatifitas masing-masing, sehingga hasilnya pun terlihat menarik dan beragam.
Beberapa anak bahkan tidak puas dengan hanya satu karya dan membuat beberapa batik dengan motif dan warna yang berbeda. Selama dua hari, workshop batik di pavilion Indonesia dibanjiri pengunjung.
Selain itu, pavilun Indonesia menawarkan berbagai kegiatan atraktif berupa permainan tradisional Indonesia yang tidak hanya menarik perhatian dan keingintahuan anak-anak, tetapi juga para orang tuanya.
Permainan tradisional Indonesia, seperti dakon, gasing, egrang, lompat karet dan lempar gelang memancing tawa gembira dan celoteh riang anak-anak saat memainkannya.
Kelompok Anak Indonesia kembali tampil menyemarakkan panggung utama, dengan menampilkan tari Renggong Manis yang dalam penampilannya, lenggang gemulaipenari mendapatkan sambutan meriah dari pengunjung.
Dalam kesempatan menghadiri festival, Dubes RI Yuwono A. Putranto menyampaikan rasa gembiranya bahwa KBRI dapat kembali berpartisipasi dalam Stoppested Verden 2015.
Promosi budaya melalui aktivitas interaktif seperti workshop batik dan permainan tradisional bagi anak sangat efektif, karena kegiatan tersebut mempunyai daya tarik tersendiri yang akan tertanam dalam benak anak-anak Norwegia hingga dewasa.
Hal ini diharapkan akan menarik minat mereka serta orang tuanya untuk mengagumi keberagaman budaya dan etnik Indonesia yang selanjutnya bisa mengunjungi Indonesia. Festival ini juga menunjukkan masyarakat Norwegia yang semakin multi kultur, ujarnya Dubes Yuwono.
Melalui festival ini, anak-anak dibawa mengelilingi dunia dengan konsep, transportasi mendekatkan budaya dan bangsa. Terdapat 32 peserta, mewakili 32 kebudayaan antara lain: Afghanistan, Amerika Serikat, Brasil, Burkina Faso, Ceko, Ethiopia, Filipina, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Nigeria, Palestina, Perancis, Sri Lanka, Somalia, Sudan, Swedia, Thailand, dan Vietnam.
Festival yang diadakan sejak tahun 2008 ini dihadiri kurang lebih sekitar 9.700 pengunjung dalam dua hari penyelenggaraannya.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015