Lebak, Banten (ANTARA News) - PT Cemindo Gemilang, produsen semen bermerek Merah Putih akan membangun dua pembangkit listrik tenaga uap masing-masing berkapasitas 60 MW untuk mendukung kegiatan produksi.
"Kebutuhan single line (satu unit produksi) itu sekitar 52 MW, tapi kami sedang membangun 60 MW," kata Komisaris PT Cemindo Gemilang Vince Indigo di Lebak, Banten, Selasa.
Menurut dia, pembangunan PLTU dengan kapasitas dua kali lipat produksi dilakukan mengingat ada potensi tambahan peningkatan produksi saat ada penggandaan unit produksi.
Ada pun pembangunan PLTU sendiri, lanjut dia, diperkirakan berlangsung selama 18 bulan.
"Kami harapkan selesai Juli 2016," katanya.
Mengenai bahan bakunya, Vince mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan penambang lokal di Lebak, Banten, untuk memenuhi pasokan batu bara.
Batu bara diperlukan sebagai bahan utama pembangkit listrik serta merupakan bahan bakar dalam proses produksi semen.
"Kami akan samakan spesifikasi batu bara untuk pembangkit listrik dan produksi semen, oleh karena itu kami akan bimbing rakyat sekitar untuk bisa mendapatkan batubara yang sesuai," katanya.
Namun, karena pasokan batu bara dari penambang di Lebak, Banten hanya sekitar 300 ton per hari, Vince mengatakan pihaknya akan memenuhi kebutuhan dari wilayah lain di Indonesia seperti Kalimantan atau Sumatera
"Pembangkit listrik itu butuh batu baranya kecil, tidak sebesar pabrik semen yang butuh hingga 2.500 ton batu bara per hari," katanya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyambut baik rencana tersebut. Menurut dia, pembangunan pembangkit listrik di kawasan tersebut diyakini bisa mendorong kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
"Kami concern kalau investasi bisa disalurkan, masyarakat sekitar juga harus dapat manfaatnya," katanya.
Perusahaan itu membangun pabrik semen terintegrasi dengan kapasitas produksi 10.000 ton "clinker" per hari atau setara 3,2 juta ton per tahun dan 12.000 ton semen per hari atau 4 juta ton per tahun.
Perusahaan yang tercatat sebagai penanaman modal asing (PMA) itu telah mendapatkan izin prinsip penanaman modal dari BKPM sejak 2011 dan peletakan batu pertama proyek dilakukan pada 2013.
Pada triwulan I 2015, perusahaan tersebut telah merealisasikan 80 persen rencana investasi senilai total Rp10,6 triliun.
Selain itu, pabrik tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas pelabuhan khusus dengan kapasitas dua dermaga untuk kapal berbobot mati 10.000 dwt, 30.000 dwt hingga 70.000 dwt dan kapal tongkang.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015