"Melalui penanaman pohon diharapkan Keanekaragaman Hayati di kawasan Tanam Nasional ini dapat meningkat dan mempertahankan keberagaman tanaman hayati lokal dengan kata lain penanaman pohon ini merupakan upaya untuk mempertahankan tanaman lokal yang dimiliki Indonesia," kata Sonny Hermanto, Kepala Pabrik PT Tirta Investama-Cianjur, dalam siaran pers, Selasa.
Pada tahun 2003 kawasan TNGP mengalami penambahan luas areal dari sebelumnya 15.196 ha bertambah menjadi 21.975 ha.
Menurut Kepala Balai Besar TNGP Herry Subagiadi, areal perluasan tersebut berasal dari kawasan hutan lindung dan hutan produksi yang sebagian arealnya dalam kondisi terdegradasi/monokultur akibat penggarapan, perburuan dan penggunaan/pemanfaatan lainnya.
Tekanan dan ancaman terhadap kawasan tersebut juga kian meningkat, karena posisinya yang berada ditengah wilayah perkotaan dengan dinamika pembangunan dan laju pertambahan penduduk yang terus meningkat, serta terbatasnya ketersediaan lapangan kerja, rendahnya kemampuan dan daya saing masyarakat sekitar kawasan.
Guna meningkatkan fungsi kawasan TNGP yang sedemikian penting maka diperlukan upaya pemulihan hutan melalui rehabilitasi dan restorasi ekosistem pada kawasan yang rusak melalui kegiatan penanaman pohon.
Sementara itu, Camat Gekbrong, Dadang Prawira mengatakan menanam pohon adalah kegiatan yang sangat mulya dan harus di budayakan.
“Keberadaan sumberdaya alam hayati dan ekosistem kawasan tnggp adalah titisan-ciptaan dan bukti kebesaran ilahi-tuhan sang pencipta, memiliki fungsi dan perananan yang amat penting bagi keberlangsungan hidup seluruh mahluk hidup," kata dia.
"Oleh karenanya, keberadaan kawasan ini mutlak untuk dijaga, dilindungi dan diawetkan agar tetap lestari dan berharap kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan setiap tahun," tambah dia.
Pewarta: Arindra Moedia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015