Sebelumnya Larasati Gading bersama dengan dua rekannya yaitu Alfaro Manayang dan Ferry Wahyu Hadiyanto mempersembahkan emas dari nomor tim tunggang serasi. Dengan demikian target dari Satlak Prima sudah terpenuhi.
"Ini sudah sesuai dengan prediksi. Jika tidak ada masalah teknis, untuk berkuda bakal memenuhi target. Hasilnya memang benar," kata koordinator cabang olahraga akurasi Satlak Prima, M. Asyik.
Menurut dia, pencapaian cabang olahraga berkuda ini adalah buah dari kerja keras karena lawan terutama tuan rumah Singapura yang terus memberikan tekanan baik di nomor individu maupun tim tunggang serasi.
Selain emas, atlet Indonesia Alfaro Manayang juga mempersembahkan medali perunggu di nomor yang sama. Sedangkan medali perak direbut oleh atlet tuan rumah Singapura, Caroline Pei Jia Chew.
Meski sudah memenuhi target, kata Asyik, tim berkuda Indonesia masih ada beberapa kelemahan terutama di nomor show jumping. Hingga saat ini, pada nomor tersebut belum mampu memberikan yang terbaik.
"Kita memang butuh kuda yang mumpuni. Apalagi kuda yang dipakai berbeda dengan yang digunakan di nomor tunggang serasi," katanya menambahkan.
Sebelumnya, Larasati Gading mengatakan, perkembangan cabang olahraga berkuda terutama tunggang serasi memang cukup ketat. Tuan rumah Singapura terus menunjukkan perkembangan sehingga kedepannya harus diwaspadai oleh atlet asal Indonesia.
Larasati Gading yang merupakan mantan model itu memang sudah sarat dengan prestasi internasional. Bahkan, pada Asian Games 2014 lalu menyumbangkan medali perunggu bagi Indonesia. Selain itu juga beberapa kali menjadi juara di Jerman.
Selama ini, istri dari Irvan Gading serta atlet berkuda Indonesia lainnya menjalani pemusatan latihan di Jerman. Beberapa kejuaraan diikuti dan hasilnya tidak mengecewakan.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015