Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 melemah 3,25 poin (0,38 persen) menjadi 860,18.
"Maraknya berita negatif mulai dari kembali beredarnya spekulasi percepatan kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate), turunnya harga minyak sawit mentah, hingga perkiraan Bank Indonesia bahwa rupiah masih berpotensi mengalami pelemahan kembali memicu aksi jual saham dan menekan IHSG," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.
Faktor teknikal IHSG Bursa Efek Indonesia, menurut dia, juga masih menandakan adanya potensi penurunan lebih lanjut.
Namun, ia melanjutkan, jika para pelaku pasar memanfaatkan pelemahan itu untuk melakukan pembelian selektif saham maka tidak tertutup kemungkinan pergerakan IHSG akan berbalik arah.
"Diharapkan muncul sentimen positif yang dapat mendorong pelaku pasar saham untuk melakukan aksi beli sehingga dapat meredam tekanan IHSG BEI," katanya.
Analis Teknikal Mandiri Sekuritas Hadiyansyah mengatakan bahwa dari sisi psikologis, volume perdagangan yang turun di bawah rata-rata sejak pekan lalu mengindikasikan berkurangnya minat pelaku pasar terhadap pasar saham.
Secara teknikal, ia menjelaskan, IHSG BEI sudah menembus level 5.000 poin sehingga level psikologis batas bawah selanjutnya berada pada kisaran 4.880 poin.
"Sampai dengan saat ini kami masih merekomendasikan untuk tidak terlalu agresif atau mengurangi exposure terhadap pasar saham," katanya.
Di bursa regional, indeks Bursa Hang Seng melemah 99,81 poin (0,37 persen) ke level 27.216,47; indeks Nikkei turun 149,51 poin (0,73 persen) ke level 20.307,68; dan indeks Straits Times menguat 5,48 poin (0,17 persen) ke posisi 3.325,41.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015