"Saat ini NU didesak kiri dan kanan untuk keluar dari relnya, sehingga harapan saya momentum muktamar bisa menjaga NU tetap berada di relnya," kata Hasyim usai menyampaikan pidato kebangsaan di Universitas Jember, Jawa Timur, Senin.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam Malang itu mempersilakan siapapun maju memimpin organisasi yang didirikan oleh KH Hasyim Asyari itu.
"Semua boleh maju, asalkan dia orang NU. Harapan saya pemimpin NU nantinya bisa membangun kembali organisasi itu di atas relnya, dan bukan di luar relnya," tuturnya.
Ketua Umum PBNU nantinya, lanjut dia, harus mampu mengendalikan NU untuk kembali kepada jalan organisasi yang benar karena PBNU nantinya akan menjadi urusan negara, bukan hanya warga nahdliyin.
"NU itu pemikiran keagamaan disatukan dalam kebangsaan berdasarkan Pancasila dan NKRI, kalau di negara ada yang salah, maka diperbaiki, bukan dibongkar negaranya, sedangkan organisasi lainnya kan tidak," papar ulama yang kini menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu.
Beberapa kandidat yang dikabarkan akan maju menjadi Ketua Umum PBNU yakni calon petahana KH Said Agil Siradj, Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang Salahudin Wahid (Gus Sholah), dan Ketua Presidium Pusat Majelis Alumni IPNU Hilmi Muhammadiyah.
Sedangkan untuk calon Rais Aam Syuriah mengarah pada dua nama, yaitu KH Hasyim Muzadi yang saat ini menjabat Wantimpres dan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) yang merupakan Rois Aam PBNU.
Muktamar ke-33 NU akan digelar di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada 1-5 Agustus 2015, dengan keempat pesantren yang disiapkan di lokasi yang berbeda yakni Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Darul Ulum Peterongan, Manbaul Maarif Denanyar, dan Pesantren Tebuireng.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015