Yogyakarta (ANTARA News) - Swedia tertarik mempelajari demam berdarah di Yogyakarta dan berencana mengirimkan tim untuk melakukan survei pada Oktober selama sekitar satu bulan.
"Survei tidak akan difokuskan pada pengendalian nyamuk dan penyakitnya namun lebih pada pola komunikasi yang bisa dilakukan masyarakat untuk informasi dini terkait penyakit tersebut," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Senin.
Kepastian survei yang akan dilakukan Swedia di Kota Yogyakarta tersebut diperoleh Haryadi saat diundang oleh salah satu provinsi di negara tersebut awal Juni.
Ia mengatakan, Swedia adalah negara beriklim dingin yang tidak memiliki nyamuk sehingga negara tersebut tertarik mempelajari demam berdarah yang hanya ditemukan di negara tropis.
Sampai saat ini, lanjut Haryadi, demam berdarah menjadi penyakit endemik di Kota Yogyakarta dan setiap tahun selalu saja ada kasus demam berdarah di wilayah itu.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, jumlah kasus demam berdarah hingga akhir Mei tercatat lebih dari 500 kasus atau jauh lebih banyak dibanding jumlah kasus pada tahun sebelumnya sebanyak 415 kasus.
"Ini baru pertengahan tahun, sehingga dimungkinkan jumlah kasus demam berdarah masih bisa meningkat hingga akhir tahun," katanya. Jumlah kasus demam berdarah cukup banyak tercatat pada 2010 dengan 1.517 kasus dan enam kematian.
Masyarakat, lanjut Haryadi, masih saja panik apabila menghadapi demam berdarah dan sering meminta pemerintah untuk melakukan pengasapan dengan harapan nyamuk pembawa virus demam berdarah itu mati.
"Padahal, pengasapan justru bisa membuat nyamuk kebal dan masih bisa menularkan virus demam berdarah ke manusia. Hal-hal seperti inilah yang memerlukan komunikasi atau cara penyampaian yang tepat agar masyarakat mengerti," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Vita Yulia mengatakan, pengendalian penularan penyakit demam berdarah bisa dilakukan masyarakat dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat.
"Masyarakat bisa menyingkirkan atau mengubur benda-benda yang bisa menampung air agar tidak menjadi sarang nyamuk serta menggiatkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk," katanya.
Vita mengatakan, kegiatan pemberantasan sarang nyamuk akan memberikan hasil optimal apabila dilakukan oleh seluruh masyarakat secara bersama-sama.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015